SOLO – Tidak dapat diragukan lagi, Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki keanekaragaman adat, budaya dan kreatifitas yang beragam. Setiap suku dan wilayah memiliki kesenian, adat, kepercayaan dan bahasa yang beranekaragam sehingga dapat memperkaya budaya negeri kita tercinta ini.
Buktinya, telah banyak terlahir para seniman tingkat dunia yang mampu membuat decak kagum sorak sorai para penonton dari berbagai lapisan masyarakat, tidak hanya masyarakat lokal namun tersebar dari berbagai mayarakat dunia.
Berbagai jenis kesenian yang tersebar di berbagai pelosok negeri ini memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Keunikan itu terdapat dari jenis kebudayaan yang mempengaruhi, modernisasi dan kreatifitas para pelaku seni yang membuat kita tak akan pernah bosan melihat berbagai pementasan yang sering digelar.
Melalui event Solo International Performing Arts (SIPA) 2018 yang akan digelar pada 6-8 September di Benteng Vastenburg, Surakarta, pagelaran seni ini dapat dipastikan digelar secara megah, profesional dan tentunya memanjakan kalian para pecinta seni. Event ini sudah berjalan selama 10 tahun yang selalu menjadi jujugan dan selalu dinanti nantikan oleh para pecinta seni khususnya.
Menginjak tahun penyelenggaraan ke-10, SIPA 2018 mengusung tema “We Are The World – We Are The Nations”.
Tema tersebut menjadi pesan moral yang akan digelorakan di panggung pertunjukan. “Biarlah perbedaan bahasa, warna kulit, adat dan tradisi dan bangsa itu menjadi satu dalam kekuatan kebersamaan.”
Pagelaran SIPA 2018 bakal disemarakkan dengan penampil lokal seperti Gilang Ramadhan, Komunitas Street Pass, Melati Suryodarmo dan sebagainya. Tak kalah mewah, panggung pagelaran SIPA tahun ini pun akan menjadikan Benteng Vastenburg sebagai latar belakangnya yang tak kalah megah dengan panjang 20 meter dan lebar 16 meter.
Selain para penampil dari dalam negeri, tentunya SIPA 2018 ini juga akan menghadirkan penampilan talent profesional lintas benua seperti LeineRoebana Dance Company (Belanda), Capitol University Dance Troupe (Philipina), Filastine & Nova (Spanyol), Chinese Youth Goodwill Association (Taiwan), Supa Kalulu (Zimbabwe) dan Stefano Fardeli dari Italia. Performa mereka bakalan menambah menawan pagelaran SIPA tahun ini.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, SIPA 2018 akan menjadi “Pekan Raya” para pencinta seni pertunjukan. Selama 3 hari, pengunjung akan dimanjakan tontonan yang menakjubkan di panggung yang spektakuler.
“SIPA merupakan pertunjukan yang menghadirkan berbagai mahakarya seni budaya dari berbagai belahan dunia. Perhelatannya selalu dinanti bukan saja pencinta seni dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Dan SIPA semakin mempertegas Solo sebagai kota seni dan budaya,” ujar Menpar Arief Yahya, Selasa (29/8/2018).
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata, Sumarni, ikut memuji penyelenggaraan SIPA 2018. Menurutnya terselenggarakannya pagelaran seni kelas dunia di SIPA 2018 dapat meningkatkan lebih banyak kunjungan wisatawan lokal maupun luar negeri di Kota Surakarta.
“Terbukti SIPA telah menjadi pelaksanaan yang ke 10 kalinya dan rutin setiap tahun digelar. Selain itu selalu mampu menyedot wisatawan untuk datang menikmatinya. Untuk itu SIPA masuk kedalam Top 100 Calendar of Event Wonderful Indonesia,” ujar Sumarni.
Selain pagelaran seni, Terdapat 30 stand bazar yang ikut berpartisipasi, mulai dari bazaar non kuliner mulai dari pameran produk, distro batik, handcraft hingga stand khusus kuliner yang akan menjual makanan-makanan dan minuman khas dari Solo ataupun di luar Solo. Event ini dapat disaksikan mayarakat secara gratis pada pukul 15.00-23.00 WIB