TANAHDATAR – Nagari Pangian di Kecamatan Lintaubuo, Kabupaten Tanahdatar, Provinsi Sumatera Barat memiliki potensi pariwisata yang banyak, mulai dari potensi wisata air hingga perbukitan. Hanya saja, potensi nagari dengan jumlah penduduk lebih kurang empat ribu orang tersebut masih belum tergarap dengan baik.
Pemerintah Nagari saat ini berusaha kembali membangun potensi pariwisata yang ada di nagari dengan enam jorong itu. Setidaknya potensi utama yang dimiliki, yakni Ngalau Indah Pangian.
Dahulu, Ngalau tersebut merupakan salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi. Hanya saja, karena bencana alam berupa longsornya bukit yang ada di depan mulut goa ngalau yang terjadi pada 2015 silam, membuat akses terputus total, dan pemerintah kecamatan mengambil inisiatif untuk sementara waktu ngalau ditutup dari pengunjung.
Kini, kondisi ngalau sendiri dalam masa perbaikan irigasi yang rusak akibat longsor. Diharapkan, dengan adanya bendungan baru tersebut nantinya dapat menjadikan daya tarik baru bagi pengunjung.
Wali Nagari Pangian Abdul Wazid mengungkapkan, pihak pemerintah nagari bersama Badan Usaha Milik Nagari (Bumnag) tengah membahas hal ini. Dimana potensi utama tersebut akan dikelola sebaik mungkin dengan konsep-konsep yang tengah dipersiapkan.
“Potensi kita sangat banyak, kita memiliki tiga batang air yang berada dikiri kanan nagari ini dan berpotensi untuk pariwisata. Kemudian juga ada perbukitan dan gunung dikiri kanan yang juga bisa dimanfaatkan,” sebut Abdul Wazid.
Namun, dari sebanyak potensi tersebut, ujar Walinagari yang juga mantan kepala desa Pangian dua periode tersebut, Ngalau Indah Pangian merupakan potensi utama. Karena sejak dahulunya ngalau tersebut sudah menjadi destinasi bagi pengunjung.
“Batang Sinama yang terletak sebelah timur nagari juga dapat dimanfaatkan untuk wisata wahana air, mulai dari rafting dan tubing bisa di sana. Sementara itu perbukitan sebelah barat dapat dijadikan arena untuk wisata ekstrem seperti downhill dan sebagaianya,” jelas mantan anggota DPRD Tanahdatar periode 2009-2014 tersebut.
Menurut Walinagari, untuk saat ini pemerintahan nagari setempat tengah duduk bersama terutama dengan pemuda untuk memajukan pariwisata nagari yang ada di daerahnya.
“BUMNag kita telah terbentuk dan sekrang tengah mempersiapkan rencana kerja dalam bidang pariwisata ini, semoga dalam waktu dekat semua keinginan kita dapat terwujud,” harapnya.
Khusus Potensi yang ada di Ngalau Pangian sebutnya, perlu beberapa kali duduk bersama dengan masyarakat setempat. Karena, lahan tersebut merupakan tanah ulayat beberapa kaum yang ada di nagari.
“Lagipula saat ini ada perjanjian dengan pihak ketiga, untuk itu kita selesaikan dahulu,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Tanahdatar Edi Susanto mengatakan, Pemda Tanahdatar dapat membantu nagari dalam membangun pariwisata apabila ada kesepakatan yang jelas dari pihak nagari yang menyatakan jika tanah ulayat telah diserahkan ke Pemda.
“Jika tidak ada regulasi yang jelas, kita tidak bisa berbuat banyak. Makanya, nagari-nagari yang ada di Tanahdatar yang memiliki potensi pariwisata harus memiliki regulasi terutama soal surat menyurat terkait lahan,” sebut Edi.
Edi mengapresiasi Pemerintah Nagari yang bertekad memajukan pariwisata. “Apalagi saat ini kita tengah gencar-gencarnya dalam memajukan pariwisata. Dan GenPI Tanahdatar juga tengah giat-giatnya memboomingkan pariwisata Tanahdatar. Maka akan sangat bagus apabila nagari juga ingin maju dengan mandiri, kita siap dukung dan bantu nagari-nagari yang ingin memajukan pariwisata,” ujar Edi.
Pihaknya sebut Edi, juga telah berkoordinasi dengan pihak-pihak nagari yang memiliki potensi terutama dalam bidang pariwisata. “Pada umumnya persoalan yang dihadapi nagari adalah soal tanah ulayat, namun semua itu dapat diselelsaikan apabila duduk bersama dan saling berkoordinasi dengan hitungan yang jelas,” terang Edi.
Untuk saat ini sebut Edi, terdapat 150 lebih objek wisata yang ada di Tanahdatar. Dari jumlah tersebut hanya Istano Basa Pagaruyung yang dikelola oleh Pemda, selebihnya dikelola oleh masing-masing nagari.