BANDA ACEH – Hajatan Aceh Culinary Festival (ACF) 2018 yang berlangsung 4 hingga 6 Mei berlangsung heboh. Tidak hanya di lapangan Blangpadang, Banda Aceh yang menjadi venue acara. ACF 2018 juga mendapat antusias di Twitter dengan viralnya dan menjadi trending topik Indonesia, lewat sejumlah tagar.
“Untuk ACF sendiri kita sudah persiapkan 6 tagar, mulai dari #RoadtoAcehCulinaryFest, #AyokeAcehLagi, #PesonaCahayaAceh, #AcehCulinaryFest2018, #KulinerAcehMendunia dan #PesonaKulinerAceh,” ujar Ketua Divisi Online Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Aceh, Reza Fardian di Banda Aceh,
Bukan hanya sekedar ucapan, Reza juga menjelaskan ACF 2018 berhasil jadi Trending Topic di Twitter, lantaran terdapat sekitar 36 ribu kicauan dengan 6 tagar yang dibuat sebelum dan saat acara berlangsung.
“Bukan hanya kontribusi GenPI Aceh saja. Teman-teman dari GenPI seluruh Indonesia juga ikut support. Goalnya memviralkan even-even pariwisata budaya dan wisata di Aceh,” ujarnya.
Ditempat terpisah, Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Amiruddin mengaku eventnya sukses digelar. Jumlah transaksi meningkat di tahun 2018 yang mencapai 3 miliar.
“Tahun 2017 itu jumlah transaksinya 2 miliar. Dan tahun ini dari laporan panitia mencapi 3 miliar. ACF 2018 tahunan kali ini menghadirkan 120 stand aneka ragam kuliner dari berbagai daerah di Aceh,” ujarnya.
Amiruddin berharap, semua pelaku usaha kuliner bisa sama-sama menjaga kualitas dan higenitas semua makanan di Aceh ini.
“Karena salah satu kesuksesan kuliner Aceh akan mampu bersaing dengan tetap menjaga kualitas dan keunikan citarasanya,” kata Amiruddin yang juga selaku Ketua Pelaksana ACF 2018.
Kegiatan yang didukung Kementerian Pariwisata ini, lanjut Amir harus tetap dipertahankan. Tentunya inovasi-inovasi baru bisa dilakukan dengan tetap menjaga keaslian dan keunikannya. Masyarakat Aceh harus harus bangga dan berani menjual makanan Aceh itu sendiri.
“Mengingat berbagai ragam makanan seperti Mi Aceh, Kopi Gayo, Sate Matang, Adee sudah dikenal secara luas dan internasional. Juga menyajikan sejumlah kenduri, mulai dari kenduri sate pada malam pertama, kenduri pesisir utara, timur, barat selatan Aceh yang menarik antusias tersendiri bagi pengunjung,” ujarnya.
Ketua Pelaksana 100 Top Calendar of Event Wonderful Indonesia, Esthy Reko Astuti memgatakan kuliner tradisional adalah juga daya tarik wisata. Saat ini, wisata kuliner mempunyai porsi terbesar dalam bisnis pariwisata Indonesia. Kuliner masuk dalam wisata budaya sebesar 60 persen, alam 35 persen, dan buatan manusia 5 persen.
“Top 3 motivasi orang wisata adalah kuliner. Secara motivasi maupun komersial, kuliner itu posisinya tinggi. Sekarang 2017 yang dilaporkan di 2018, kuliner melompat cukup tinggi kontribusi 42 persen, nomor dua tetap fashion, tapi turun 18 persen, dan nomor tiga kriya 15 persen,” katanya.
Mendengar hal itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya langsung sumringah. Menurutnya setiap event itu harus memiliki konsep sinergi pentahelix, ABCGM yakni Akademisi, Business Community, Government dan Media. Semua bersama-sama memopulerkan kuliner Aceh.
“Dengan capaian transkasi juga menjadi tropic, nama Aceh akan semakin mendunia. Terlebih media valuenya. Salam Pesona Indonesia, Wonderful Indonesia. Salam GenPI. Gassss!!!” Kata Menpar Arief Yahya.