BERLIN – Momen Internationale Tourismus Borse 2018 benar-benar dimanfaatkan Kementerian Pariwisata untuk memperkenalkan brand Wonderful Indonesia.
Salah satunya melalui pemasangan logo Wonderful Indonesia ukuran jumbo disejumlah bus. Selain itu, ditampilkan juga gambar keindahan Bali, Borobudur, Raja Ampat, dan panorama bawah laut Pulau Komodo yang eksotis.
Kehadiran bus Wonderful Indonesia yang begitu menyolok, mampu mencuri perhatian masyarakat Jerman, juga wisatawan yang berada disana.
Di Jerman, bus Wonderful Indonesia melewati rute seperti Tauentzienstraβe Checkpoint Charlie, Lustgarten, East Side Gallery, Strausberger Platz, Mauerpark, Hauptbahnhof, Brandenburg Tor, Siegessäule. Branding Wonderful Indonesia akan terpasang hingga April 2018.
Internationale Tourismus Borse 2018 adalah ajang berkumpulnya wholesellers, buyers dan sellers pariwisata di seluruh dunia. Dengan mem-branding bus-bus itu, maka semua mata di Berlin bakal memperhatikan Indonesia.
“Mumpung semua pelaku bisnis pariwisata dari 187 negara, dari 5 benua, 10.000 exhibitors, 1.000 buyers top dunia, 26.000 pengunjung konvensi, 120.000 trade visitors kumpul di Berlin, maka ini timing yang pas untuk menaikkan selling sekaligus branding Wonderful Indonesia di komunitas pariwisata dunia. Kita menemukan momentum istimewa, maka kita curi peluang,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kamis (8/3).
Menurutnya, ITB Berlin menjadi rujukan tren pariwisata dunia. Semua perkembangan terkini yang terkait teknologi, digital, destinasi, airlines, aksesibilitas, marketing, di sektor pariwisata dunia, terbaca di acara ini.
“Ketika brand Wonderful Indonesia naik, orang dengan mudah mencari informasi tentang industri pariwisata Indonesia. Keunggulan dan daya tarik Indonesia bukan hanya dari keindahan destinasi, alam budaya, dan buatan manusia, tetapi juga potensi investasi di sektor pariwisata,” kata Menpar.
Menurutnya, pelaku pariwisata rata-rata adalah orang yang melek teknologi dan kekinian. Mereka hobi narsis, pecandu selfie, aktif upload foto dan video pendek di media sosial, dan digital lifestyle. Branding bus-bus dan outdoor di Berlin itu, memberi umpan kepada mereka untuk bahan bermain di medsos.
“Mereka punya peluru untuk posting dan menjadi viral di digital. Sangat efektif dibicarakan publik di darat (dunia nyata) maupun di dunia maya,” skenario Arief Yahya.
Pasar Jerman sendiri masih potensial untuk digali. Sebab, wisman asal Jerman yang ke Indonesia menempati 3 besar untuk kawasan Eropa. Atau hanya kalah dari Inggris dan Prancis.