HONGKONG – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) semakin agresif mengeksplorasi pasar wisatawan China. Terbaru, Kemenpar menggelar Sales Mission China Daratan 2017.Sebagai pusat bisnis dan hiburan termasyhur di kawasan Asia, Kemenpar bakal menebar virus Wonderful Indonesia di Makau 12 Desember dan selanjutnya Hongkong pada 14 Desember 2017.

Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, Profesor  I Gde Pitana menjelaskan, Kemenpar memiliki asalan kuat membidik pasar di Makau dan Hongkong.

“Karena jumlah outbound wisatawan China terbesar di dunia. Mencapai 120 juta, tapi kunjungan mereka ke Indonesia tidak sampai dua persen, masih di angka 1,4 juta orang, dan ini adalah momentum promosi jelang libur akhir tahun 2017,” ujar Profesor I Gde Pitana didampingi Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik, Vinsensius Jemadu.

Makau pasar potensial karena perkembangan ini  berkembang pesat. Daerah berstatus khusus di Tiongkok bekas jajahan Portugis itu selama ini menjadi surga bagi para penjudi. Kontribusi kasino melalui pajak mencapai sekitar HKD 50 miliar. Makau praktis menjadi tempat potensial untuk menjual Wonderful Indonesia.

Sementara, Hongkong kota metropolitan dengan tingkat perekonomian masyarakat tinggi. Pasar potensial untuk mengundang warga Hongkong dan turis mancanegara plesir ke Indonesia. Menurut I Gde Pitana, Hong Kong itu kota lengkap, sebagai financial service, kota investasi, kota hub (connector), kota pariwisata dan perdagangan.

“Hong Kong itu sangat strategis bagi Wonderful Indonesia. Pertama, ada 60,8 juta wisatawan dalam setahun di Hong Kong, 60%-nya berasal dari China Mainland. Mereka sudah berkumpul di Hong Kong, dan mereka yang berwisata ke Hong Kong itu memiliki pendapatan tinggi,” kata Vinsensius.

Sales Mission di Makau berlangsung di Royal Hotel Makau dengan 11 Sellers  dari Bali, Surabaya, Lombok, Jakarta, Sabang, Sulawesi Utara, papua dan Kepulauan Riau .”Sedangkan di Hongkong, kami menggelar sales mission di Hotel Kimberley dengan pasukan sama,” kata Vinsensius.

Dia menambahkan, potensi pasar untuk wisatawan China ke Indonesia masih sangat besar. Apalagi, dia melanjutkan, wisatawan  China senang karakter destinasi wisata di Indonesia. Mereka sangat menikmati keindahan pantai dan alam bawah laut. “Destinasi bawah laut, Indonesia memang rajanya,” seru Vinsensius.

“Baru saja bulan November lalu kita memperoleh penghargaan sebagai The Best Dive Destination dari World Travel Market (WTM) London,” lanjut dia sambil berpromosi.

Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memiliki jagoan-jagoan destinasi bahari level dunia. Seperti di Manado, ada Taman Laut Bunaken sudah terkenal untuk snorkeling, dan diving dan wisata.

Taman Nasional Kepulauan Togean di Sulawesi Tengah, Wakatobi, dan  Bali melengkapi barisan destinasi-destinasi wisata kelas dunia di Indonesia.”Kemudian di Raja Ampat, beberapa lokasi menyelam terbaik juga ada antara lain Mansuar Island, Chicken Reef (gugus terumbu karang dengan arus kuat di atas tapi tenang di dalam), Mike’s Point, Manta’s Point (Pulau Arborek), Blue Magic,” kata Vinsensius.

Strategi menyasar wisatawan Makau dan Hongkong, terbukti efektif dalam meningkatkan kunjungan wisatawan karena Hong Kong merupakan bagian dari Greater China dengan kontribusi wisatawan sebanyak 83.830 atau berkontribusi sebesar 0,70% dari 12,023,971 wisman di tahun 2016.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menambahkan, promosi ke Makau dan Hongkong ini sebagai bagian dari strategi pemasaran dan promosi meningkatkan kunjungan di akhir tahun.”Dengan berbagai potensi dan peluang yang ada, China tetap menjadi prioritas. Kami yakin bisa mengoptimalkan situasi ini untuk terus memberikan dampak positif bagi pariwisata Indonesia,” papar menteri asli Banyuwangi ini.(*)

BAGIKAN
Admin
GenPINews.com merupakan buah karya dari Generasi Piknik Indonesia yang dikelola oleh Tim Redaksi GenPI News Indonesia dengan jaringan yang ada di seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan