SABANG –Sail Sabang 2017 meninggalkan kesan yang mendalam. Selain even bahari yang keren, kulinernya juga dipuji banyak kalangan. Salah satunya, suguhan 18 kelompok kuliner khas Aceh pada Festival Kuah Beulangong di komplek stand kuliner Aceh di Pelabuhan CT-3 BPKS, Kota Sabang, akhir pekan silam.
“Ternyata sangat laku. Masing-masing kelompok memasak 1 beulangong (kuali, Red). Dan dinikmati oleh sekitar 10-ribuan pengunjung, termasuk para rombongan kementerian. Banyak yang penasaran dan berniat datang lagi ke Sabang,” kata penyelenggara stand kuliner Aceh, Wan Windi Lestari, Senin (4/12).
Kuah Beulangong sendiri adalah makanan khas masyarakat Aceh. Bahan utamanya bisa daging sapi, daging kambing, atau daging kerbau yang dicampur dengan buah nangka. Sebagian ada juga yang menggunakan pisang kapok.
Masakan semacam kari tersebut membutuhkan bumbu yang cukup banyak. Seperti kelapa gongseng, kelapa giling, cabai merah, cabai kering, cabe rawit, bawang putih, jahe, kunyit, ketumbar gongseng, kemiri, lengkuas, dan masih banyak bumbu lainnya yang semuanya digiling. Dan yang pasti semua perpaduan bumbu tersebut dijamin akan menggoyang lidah para penyantapnya.
Sebagai kuliner yang menjadi simbol pemersatu masyarakat Aceh. Makanan ini kerap dihadirkan pada saat kenduri (selamatan, Red). Ragam bahan dan teknik masaknya menjadi simbol kekuatan dari kebersamaan masyarakat Aceh. karena proses memasak dan menyantap kuah beulangong selalu dilakukan bersama-sama dan gotong royong. Hal inilah yang membuat masyarakat Aceh selalu kompak dan rasa kebersamaan selalu ada.
Anda boleh penasaran, juga boleh tidak percaya. Tapi soal rasa, nuansanya pasti beda. Ini tidak bisa ditipu. Tidak bisa dimanipulasi. “Silakan datang ke Aceh dan buktikan sendiri kedahsyatan lezatnya Kuah Beulangong,” timpal Menpar Arief Yahya.
Menpar yang juga sudah banyak merasakan kuliner lezat khas Aceh terlihat sangat yakin bahwa Aceh sangat layak mendapatkan predikat kota kuliner. Destinasinya kaya akan formasi makanan yang hebat-hebat. Sulit dicari tandingannya di kota lain. Kalaupun ada, sensasi rasanya pasti beda.
“Kuliner itu dimasukkan dalam kategori karya budaya, cultural value, bersama shopping and fashion, heritage dan seni. Komposisi bumbu, lama menanak, alat masak, semuanya diatur dengan rasa. Karena produk budaya, maka kekuatan Aceh sebagai destinasi pariwisata adalah karya budayanya. Dan kuliner adalah salah satu produknya,” kata Mantan Dirut PT Telkom yang hobi blusukan mencari kuliner khas itu.
Silakan mencoba, bagi yang belum pernah. Silakan bernostalgia, bagi yang sudah familiar dengan kuliner khas Aceh. “Jangan lupa, apload semua kuliner lezat khas Aceh ke akun media sosial masing-masing. Selamat berlibur, Selamat berwisata kuliner! Salam Wonderful Indonesia,” ucap Menpar Arief Yahya. (*)