JAKARTA – Persiapan gelaran tahunan Annual Meeting International Monetary Fund (IMF)-World Bank (WB) di Bali, 8-14 Oktober, sudah mencapai 70 persen. Hal tersebut dituturkan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman, Jakarta, Jumat (11/5/2018).
“Persiapan mencakup infrastruktur, IT, hotel, transportasi, imigrasi sudah beres. Sudah in place. Bahkan bisa dibilang 80 persen most likely siap,”ujar Menko Luhut.
Luhut yang juga Ketua Panitia Pelaksana IMF-WB berdasarkan Keppres no 11 tahun 2017, mengatakan, dari catatan saat Spring Meeting IMF-WB di Washington DC bulan lalu, pemerintah memperkirakan ada sekitar 17.500 delegasi yang berasal dari 189 negara bakal hadir untuk mengikuti pertemuan tahunan IMF-WB.
“Para delegasi akan membawa keluarga dan kerabatnya ke Indonesia. Kemarin saya di Washington itu kaget-kaget ditunjukkan dari Saudi Arabia itu sudah booking 1.000 pax,” ujarnya.
Selama kurun waktu seminggu Annual Meeting, akan ada 2.000 hingga 3.000 pertemuan yang diselenggarakan secara bersamaan. Dan, rencananya, pejabat IMF-WB pertengahan September akan berkantor di Bali. Karenanya, pemerintah telah mempersiapkan 650 ruangan untuk persiapan ruang kantor dan ruang pertemuan.
Menko Luhut meyakinkan, dana yang dikeluarkan oleh pemerintah bukan untuk membiayai keperluan peserta pertemuan.
“Jadi kalau ada yang bilang kita hambur-hambur uang, saya penanggung jawabnya. Suruh ngomong ke saya, supaya clear, saya bertanggung jawab, not any single penny (tidak ada satu rupiah pun) yang lari ke peserta,” tegasnya.
Justru, menurutnya, pertemuan tersebut adalah peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan pemasukan dari sektor pariwisata.
“Sekarang apa yang kita dapat? Yang kita dapat itu promosi Indonesia yang luar biasa ada 189 negara yang datang, dan 17.500 peserta plus pengikut-pengikutnya jumlahnya kita belum tahu. Nah mereka itu semua orang kaya, jadi dari semua itu kita siapkan lagi tourist destination tadi,” urai Menko Luhut.
Lebih jauh, Menko Luhut menyebut, pemerintah telah mempersiapkan Banyuwangi, Labuan Bajo, Danau Toba, Mandalika, Borobudur dan Raja Ampat untuk ditawarkan. Lapangan terbang juga disiapkan di Banyuwangi sekaligus mempersiapkan destinasi wisata.
Di Labuan Bajo pun, lanjut Luhut, pemerintah sudah memperbaiki infrastruktur pelabuhan udara, jalan raya, lampu penerang jalan, suplai air hingga sistem pengolahan sampah. Pemerintah juga telah melakukan capacity building kepada masyarakat dan pelaku pariwisata di daerah destinasi turis sehingga daerah mendapatkan manfaat dan pemasukan kas daerah dari penyelenggaraan IMF-WB.
“Jadi kalau kami investasi, ada uang keluar, ada yang bilang duit berlebihan keluar, saya jelaskan kita malah beruntung, dengan uang anggaran untuk penyelenggaraan pertemuan IMF-World Bank tadi, kami manfaatkan sekalian untuk destinasi wisata,” tegasnya.
Terkait anggaran, Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi dan Teknologi Informasi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Susiwijono mengungkapkan detilnya. Menurutnya, anggaran untuk pelaksanaan pertemuan IMF-WB telah ditetapkan dengan skema tahun jamak (multi years), yakni tahun anggaran 2017-2018.
“Secara umum, pagu anggaran di Bulan Maret 2017 adalah Rp 45,4 miliar. Tahun 2018 kita alokasikan Rp 810,1 miliar sehingga pagu yang kita tetapkan untuk tahun 2017-2018 adalah Rp 855,5 miliar,” ujarnya.
Terkait biaya yang berhubungan dengan kebutuhan peserta, Susi menyatakan sebagian besar akan kembali ke pemerintah.
“Misalnya hotel, peserta bayar sendiri, kita hanya bayar untuk blocking hotel. Lalu kantor, kami menyediakan 650 kantor di Nusa Dua. Itu kita sewakan ke mereka, mereka bayar ke kita dan uangnya masuk ke PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak),” sambungnya.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, IMF-World Bank Annual Meeting Bali 2018 sangat strategis. Pertama, ini waktu yang tepat untuk mempromosikan destinasi Bali, Bali and beyond dan cruise ke destinasi yang siap.
“Kalau 30 ribu orang bersama-sama ke Bali, maka Bali akan crowded, karena itu harus dicarikan destinasi yang bisa membagi keramaian di sana,” kata Menteri Arief.
Paket-paket wisata pun sudah disiapkan. Nantinya, paket-paket itu akan dipromosikan via TripAdvisor. Selain eksplorasi Bali, ada paket ke destinasi lain yang sekali naik pesawat dari Bali, seperti Lombok, Labuan Bajo, Joglosemar dengan ikon Borobudur. Satu lagi dengan mengoptimalkan cruise, berlayar dengan yacht dan cruise ke pulau-pulau di sekitar Bali.
Bali sendiri, kata Arief Yahya harus sekalian diperbaiki. Terutama semua fasilitas yang bisa merusak kenyamanan wisman selama Annual Meeting.
“Banyak usulan yang terkait dengan infrastruktur, Maka sebelum Annual Meeting IMF dan World Bank nanti, sekalian diusulkan untuk diperbaiki, semua! Biar Bali benar-benar nyaman buat wisman,” ungkap Arief Yahya.
Diantara yang dibawa Arief Yahya adalah membangun fly over atau underpass, di beberapa perempatan yang sudah macet, seperti perempatan Ngurah Rai, Ubung dan lainnya. “Sekalian, ini kan problem yang cepat atau lambat akan membuat lalu lintas Bali stagnan,” sebut Arief Yahya.
Lebih dari 15.000 delegasi akan datang ke Bali pada bulan Oktober nanti. Mereka akan menikmati berbagai keindahan & eksotisme yang ada di sana. Ini merupakan kabar baik untuk pariwisata Bali. Voyagers, coba sebutkan salah satu manfaatnya untuk pariwisata Bali? #voyagetoindonesia pic.twitter.com/IfMVkz7ikY
— Voyage to Indonesia (@am2018bali) 10 Mei 2018