BANDA ACEH – Gelaran smong box 2022 terus bergulir dan keseruan dari setiap edisi pun memiliki nilai pengalaman yang berbeda.
Edisi kedelapan smong box yang digelar Selasa, 23 Agustus 2022, merupakan edisi paling interaktif sampai saat ini. Banyak pertanyaan yang mendapatkan apresiasi langsung dari para pemateri.
“Seandainya ada gempa bumi pada jam sekolah, upaya apa yang bisa kita lakukan, kemana yang lebih mudah untuk menyelamatkan anak-anak. Sebagai informasi sekolah kami menpunyai bangunan 4 lantai,” tanya Nisrina Umar Abbas, Guru pendamping dari SMA Methodis Banda Aceh.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Fazli, menjelaskan di sekolah harus ada Standard Operating Procedure (SOP) Kesiapsiagaan, dengan adanya SOP tersebut maka kita akan tahu siapa berbuat apa ketika ada bencana di sekolah.
“Siapa orang pertama yang akan keluar dari ruangan pada saat gempa bumi? Orang yang paling dekat pintu orang yang keluar pertama, dibimbing oleh ketua kelas dan wali kelas. Tidak usah panik dan terus berdoa. Keluar satu persatu carilah tangga darurat, inilah salah satu SOP kesiapsiagaan,” jelas Fazli, Selasa, 23 Agustus 2022.
Lebih lanjut kata Fazli, upaya penyelamatan diri dalam kelas, titik kumpul, situasi keadaan bangunan yang aman, tiang dan sudut. Semuanya dijelaskan dengan lengkap dalam SOP kesiapsiagaan bencana menuju sekolah aman bencana.
Kasi Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Ditlantas Polda Aceh, AKP Akhir Harsa turut memberikan paparan pada sesi kedua dengan tema “Etika berlalu lintas”.
“Adik-adik sekalian harus merasa malu pada diri sendiri jika melanggar peraturan lalu lintas, seperti melawan arus di jalan, karena bisa menyebabkan kecelakaan”, terang Akhir.
Akhir juga menerangkan, mengendarai kendaraan baik roda dua atau roda empat, secara aturan kita wajib memiliki SIM, wajib membawa STNK, wajib memakai helm. Syarat untuk bikin SIM harus sudah berumur 17 tahun. Belum boleh mengendarai kendaraan jika belum memiliki SIM.
Jessica, pelajar kelas X SMA Methodist Banda Aceh, mengaku bahwa lawatannya kali ini bersama sekolahnya merupakan yang keempat kalinya ke Museum Tsunami.
“Di Museum Tsunami ini, kami belajar bagaimana melakukan evakuasi jika bencana kembali terjadi. Lalu kami banyak mendapat pengetahuan mengenai lalu lintas yang sebagian orang dianggap sebagai hal yang sepele,” kata Jessica antusias.
Jessica juga berharap agar kegiatan smong box ini dapat terus ditingkatkan kualitasnya karena dapat membentuk generasi yang tangguh bencana.