NUNUKAN – Tak ada kata rehat bagi tim crossborder Kalimantan Kemenpar. Usai konser Jenita Janet, tim crossborder Kalimantan Kemenpar langsung rapat crossborder di Kantor Bupati Nunukan. Imigrasi, Bea Cukai, dinas-dinas terkait, semuanya ikut digandeng. Semua diajak sharing dan kerjasama untuk mendatangkan wisman dari Malaysia.

Tak ada lagi “parade pidato” semua fokus action. Semua kompak menggarap planning menuju target jangka pendek dan menengah. Tujuannya apalagi kalau bukan mendatangkan sebanyak mungkin wisman dari Malaysia. Membuat program untuk mengejar target spektakuler 17 juta wisman di 2018.

Tone optimisme pun langsung terbangun. Apalagi, Kementerian Pariwisata yang dipimpin Kepala Bidang Pemasaran Area III Pemasaran I Regional II Sapto Haryono langsung memaparkan data penguatnya.

“Sekarang pariwisata sudah menjadi core business Indonesia,” ungkap Sapto, Jumat (20/4/2018).

Keunggulan komparatifnya ada. Kompetitifnya pun terlihat sangat solid. Pertama, di 2019 nanti, industri pariwisata diproyeksikan menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia. Angkanya diprediksi mencapai USD 24 miliar, melampaui sektor Migas, Batubara dan Minyak Kelapa Sawit.

“Dan di sektor ini dampak devisa yang masuk bisa langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Jadi multiplier effect-nya tinggi dan amat luas,” tambahnya.

Kedua, tahun 2019, pariwisata Indonesia ditargetkan menjadi yang terbaik di kawasan regional, bahkan melampaui ASEAN. Pesaing utamanya adalah Thailand sebagai kompetitor profesional, dengan devisa pariwisata lebih dari USD 40 Miliar.

“Sekarang posisinya sudah di nomor dua. Perolehan devisa negara dari sektor sektor pariwisata sejak 2016 sudah mengalahkan pemasukan dari migas dan di bawah pemasukan dari CPO,” urainya.

Ketiga, Country Branding Wonderful Indonesia makin dikenal dunia. Branding yang semula tidak masuk ranking branding di dunia, tahun 2015 melesat lebih dari 100 peringkat menjadi ranking 47, mengalahkan country branding Truly Asia Malaysia (ranking 96) dan country branding Amazing Thailand (ranking 83).

“Dan ini mencerminkan positioning dan differentiation pariwisata Indonesia,” paparnya.

Keempat, ada semangat Indonesia Incorporated. Seluruh lini diajak bersatu padu untuk fokus mendukung core business yang telah ditetapkan.

“Rumusnya pak Menteri, A-B-G-C-M. Akademisi, Bisnis, pemerintahan, Komunitas dan Media diajak kerjasama untuk memajukan pariwisata. Ini yang bikin Wonderful Indonesia kuat,” tambahnya.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Nunukan Robby Nahak Serang terlihat makin antusias. Tak ada raut muka ragu. Dia justru terlihat makin bersemangat.

Pariwisata memang sangat membantu. Bawa berkah banyak untuk Nunukan. Even Jenita Janet kemarin itu sukses besar. Perut masyarakat Nunukan jadi terisi,” tutur Robby Nahak Serang, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kab Nunukan.

Dari estimasinya, saat konser Jenita Janet, 18 April 2018 silam, ada perputaran uang yang sangat besar di Nunukan, Kalimantan Utara. Nilainya mencapai Rp 2 miliar 693 juta.

“Hotel semuanya penuh. Pedagang kaki lima kebanjiran order. Pesawat dari Tarakan full. Speed boat juga sama. Perputaran uangnya hampir Rp 3 miliar. Karenanya hari ini Kabag Pembangunan, Kabag Perbatasan, Dinas Pariwisata, sampai Kadis Industri dan Koperasi, saya instruksikan hadir membahas planning even selanjutnya,” tambahnya.

Semua langsung diajak menghitung detail carrying capacity atau daya tampung destinasi. Semua diajak mendiskusikan atraksi yang pas, akses sampai amenitas. Semua diajak merebut mind dan mencuri pikiran warga Malaysia untuk datang kembali ke Nunukan.

“Kulinernya bisa dibuatkan paket. Konser musik juga bisa dijual ke Malaysia. Pokoknya kita buat mereka tidak bisa menolak untuk berwisata ke border area di Nunukan!” ungkapnya.

Menpar Arief Yahya juga seirama. Border Area di Nunukan menurutnya sangat seksi. Wilayahnya diyakini sangat berpotensi untuk mendatangkan wisman dalam jumlah massif.

“Yang penting Nunukan fokus memilih sektor-sektor atau industri-industri unggulan mana yang harus dikembangkan dan memiliki daya saing tinggi di pasar global. Yang cocok sepertinya pariwisata,” tutur Menpar Arief Yahya.

Peluangnya terbilang sangat besar. Maklum, pariwisata di Nunukan memiliki uniqueness (differentiation) yang tidak dimiliki oleh destinasi lain.

“Persis seperti kata Porter, strategy is about being different. Dalam marketing differentiation adalah tentang Product Management. Di Nunukan ada desa wisata, hutan mangrove, kuliner, hubungan kekerabatan dengan masyarakat Tawau dan Sebatik di Malaysia. Itu semuanya beda dari daerah lain. Hanya dengan diferensiasi kita bisa memenangkan persaingan di pasar global,” tambahnya.

BAGIKAN
Admin
GenPINews.com merupakan buah karya dari Generasi Piknik Indonesia yang dikelola oleh Tim Redaksi GenPI News Indonesia dengan jaringan yang ada di seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan