JAKARTA – Pengembangan sektor pariwisata Indonesia semakin baik. Kian kuat. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pun tak pernah ketinggalan memainkan perannya.

Melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun, KLHK menggandeng lebih dari 9.000 komunitas peduli lingkungan di seluruh Indonesia. Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui komunitas dalam penanganan dan pengelolaan sampah.

Hasilnya, sekitar 1,3 juta ton dari 65 juta ton sampah per tahunnya terkelola dengan baik. Tidak hanya membuat lingkungan semakin bersih, namun juga memberikan nilai ekonomi terhadap masyarakat. Melalui daur ulang pengelolaan sampah.

“Keberhasilan ini memang belum bisa dibilang maksimal, tapi yang jelas gerakan komunitas peduli penanganan dan pengelolaan sampah terus meningkat,” ujar Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, Ir. Sudirman, M.M.

Ia  mengatakan, peningkatan jumlah komunitas peduli lingkungan ini sangat besar. Dari tahun 2006 yang jumlahnya hanya 1.100 komunitas, menjadi 9.800 komunitas di tahun 2017.

Mereka adalah komunitas yang terdiri dari berbagai latar. Mulai dari komunitas peduli pasar, peduli selokan, komunitas daur ulang, komunitas peduli laut, sungai dan lainnya.

“Para komunitas itu juga aktif dengan berbagai kegiatannya masing-masing. Dan kegiatan mereka kita pantau dan tergabung dalam sosial media bebassampah2020,” ujar Sudirman.

Sudirman mengatakan, dengan meningkatkan komunitas peduli lingkungan ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan lingkungan, khususnya sampah sudah semakin baik.

Karena bagaimana pun, masyarakat punya andil besar dalam menjaga kebersihan lingkungan. Termasuk di tempat-tempat wisata.

Melalui komunitas ini pula hal dasar penanganan sampah dapat dibangun. Yakni program dasar yang diluncurkan Sudirman sejak tahun 2012. Yaitu program tiga jari kelola sampah: Pilah, Kompos dan Daur Ulang Menuju Indonesia Bersih Sampah 2020.

“Kekuatan pengelolaan sampah itu sebenarnya juga ada di masyarakat. Di gerakan pengelolaan sampah, selain peran partisipatif pengusaha dan pemerintah daerah,” kata Sudirman.

Sadar akan pentingnya kekuatan komunitas itu terhadap masyarakat, ke depannya KLHK akan terus memberikan apresiasi, perhatian sekaligus pendampingan. Baik dari program-program yang sudah berjalan seperti Bank Sampah dan Daur Ulang serta program-program terbaru lainnya.

“Saat ini kita masih terus jajaki dari komunitas yang sangat tinggi pergerakannya. Yang bisa dilihat hasilnya dari tingkat kebersihan di daerahnya. Nantinya program itu akan kita coba terapkan di daerah lain,” ujarnya.

Ia mengatakan, secara khusus Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dalam tiga bulan menginginkan gerakan-gerakan tersebut dapat berjalan secara massif.

“Sehingga nantinya bisa dilihat hasilnya. Bandara menjadi bersih, pasarnya bersih, terminal bersih, pelabuhan bersih. Dan ini akan menjadi nilai-nilai bagi daerah dalam penilaian Adipura,” ujar Sudirman.

Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Menurutnya sebagai salah satu negara dengan nature resources terbesar di dunia, penting bagi Indonesia untuk terus menjaga kelestarian alam dan pengelolaan sampah.

Terlebih dari data The Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) 2017, yang dikeluarkan secara resmi oleh World Economic Forum (WEF) pada April 2017 lalu, menunjukkan komponen Environment Sustainability Indonesia berada di posisi 131 dari 134 dunia. Serta health and hygiene di posisi 109 dunia.

“Untuk memperbaikinya memang tak bisa instan. Tak bisa juga digarap Kemenpar sendirian. Indonesia Incorporated, harus kerja bareng bergotong royong dengan kementerian dan lembaga lain,” kata Menpar Arief Yahya.

Mantan Dirut Telkom itu berharap, ke depannya semua sektor yang berhubungan dengan industri pariwisata terus berbenah dan bersinergi demi mewujudkan target yang akan dicapai pada tahun 2019 tersebut.

“Semua unsur yang menjadi kelemahan terus kita perbaiki dengan melibatkan stakeholder, pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, pers, dan komunitas masyarakat atau sebagai kekuatan pentahelix. Sinergisitas pentahelix ini merupakan kunci sukses dalam mengembangkan pariwisata nasional,” kata Arief Yahya.(*)

BAGIKAN
Admin
GenPINews.com merupakan buah karya dari Generasi Piknik Indonesia yang dikelola oleh Tim Redaksi GenPI News Indonesia dengan jaringan yang ada di seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan