BULELENG – Pesona Bali bakal kembali on. Eksotismenya, lautnya, keragaman budayanya, bakal kembali ditampilkan, lengkap dengaj upaya konservasi dan usaha pelestarian oleh masyarakatnya. Semuanya tersaji dengan keren di Pemuteran Bay Festival, 13 -16 Desember 2017.
Bertemakan ” Exploring Beauty of the Bay” acara yang di gelar di Teluk Pemuteran tersebut diset dengan standar dunia. Di sini wisawatan diajak mengeksplor keindahan bawah laut Bali sambil melestarikannya. Semua juga diajak melihat ragam budaya yang mempesona sambil beryoga di tepi pantai dengan ditemani sunset bersama Anjasmara.
“Yang ingin datang, silakan ke Buleleng. Festivalnya sangat paten. Selama empat hari wisatawan akan kami ajak mengeksplor keindahan dan potensi alam Pemuteran berdasarkan konsep konservasi lingkungan. Dan semuanya akan dibalut dengan kegiatan spiritual serta seni budaya,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Nyoman Sutrisna, Sabtu (9/12).
Spot eksotisnya dijamin banyak. Teluk Pemuteran misalnya. Di sini wisatawan bisa menyaksikan keindahan dan vibrasi harmoni alam. Destinasinya sangat pas untuk aktivitas spiritual. “Nanti akan ada kegiatan spiritual olah jasmani dan rohani dengan yoga setiap pagi dan sore. Yang ingin bergabung silakan ke Teluk Pemuteran, 14 -16 Desember,” tambahnya.
Instruktur yoganya keren-keren. Di antaranya ada Anjasmara, Prisciliia, Bunda Dian Kania, Guru Made Sumantra, Instruktur Yoga Markandeya, Made Sulendra, dan Joni Agung. “Ini terbuka untuk umum. Gratis, tidak dipungut biaya,” ujar Sutrisna.
Kuliner dan pertunjukan seni puntak ketinggalan. Pameran seni kreatif industri pariwisata bahari, dan bazaar kuliner itu akan dibalut dengan pertunjukan seni budaya tradisi kontemporer dan musik. Acaranya pun digelar setiap hari di Tanjung Budaya Pemuteran.
Seniman yang ambil bagian juga paten-paten. Seniman Buleleng serta artis kenamaan Bali seperti Gus Teja World Musik, Joni Agung Double T, The Bodhi, Small Axe, Bintang, Relung Kaca, Gde Bagus X Factor, Rastafara Cetamol, Benih Kasih, akan berkolaborasi memeriahkan acara.
“Pada parade pembukaan akan dipersembahkan potensi seni budaya Pemuteran melalui parade busana kreasi kontemporer, marching band, jawara baleganjur dan tari kolosal Mutering Jagat,” terang Sutrisna.
Kemeriahan tak akan berhenti sampai di situ, ada fun run yang dikemas dengan kemeriahan taburan warna sebagai penutup festival. Peserta akan dilepas di Pantai Bukit Ser, kemudian berlari menyusuri Teluk Pemuteran hingga finish di Tanjung Budaya Dalem Pemuteran. Jarak tempuhnya kurang lebih 3 km.
“Kami ingin menciptakan nuansa bahagia saat berolahraga lari. Sehingga menjadi katalis diri untuk selalu tetap hidup sehat dan bahagia ” ujar Sutrisna.
Lomba mancing, menggambar dan fotografi juga menjadi kemeriahan lainnya di ajang ini. Ditambah lagi, ada Plasticology Workshop yang dipersembahkan pegiat seni olah sampah plastik Made Bayak. Made nanatinya akan mengajak anak anak serta generasi muda untuk dapat berkreasi melalui media sampah plastik.
Para fotografer juga akan diajak terlibat dalam fun foto hunt. Berbagai objek foto dari tradisi hingga keindahan alam akan mereka abadikan. Setelah sebelumnya diberikan workshop gratis oleh fotografer kondang Dewandra Djelantik tentang Hospitality Commercial Fotografi. “Jadi jangan dengarkan berita hoax. Bali itu luas, bukan hanya Gunung Agung. Silakan datang ke Buleleng untuk membuktikannya,” kata Sutrisna.
Mengenai kondisi bandara yang sempat dibuka tutup, Sutrisna mengatakan akses ke Bali bisa melalui Banyuwangi. “Ke Buleleng wisatawan masih bisa lewat Bandara di Banyuwangi. Tinggal menyebrang ke Bali lewat jalur laut. Waktunya hanya 45 menit,” katanya.
Senada dengan Sutrisna, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti mengatakan dampak erupsi Gunung Agung bukanlah hal yang harus dibesar-besarkan. Karena yang terdampak hanya sebagian kecil dari Bali yang luas.
“Bukan hal yang menghebohkan kok. Justru ini merupakan momentum kita para pelaku pariwisata untuk bahu-membahu dan bersinergi dalam membangkitkan pariwisata Bali. Kita harus bisa meyakinkan wisatawan bahwa Bali tetap aman. Salah satunya lewat festival ini,” kata Esthy yang di amini Kepala Bidang Promosi Wisata Bahari Kemenpar Florida Pardosi.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga ikut buka suara. Menurutnya, event ini merupakan langkah strategis untuk memberitakan bahwa suasana di Bali masih oke oke saja. Kalau melihat postingan di media sosial, kehidupan pariwisata di Bali tidak banyak terganggu, biasa saja.
Hanya orang masih “takut” dengan travel
warning dan status gunung Agung di Awas Level IV. Tetapi di Kuta, Seminyak, Nusa Dua, Tanah Lot, Ulu Watu, Unud, Sanur, semua wisatawan oke oke saja saat ini.
Bali juga concern dengan program environment sustainability. Go green, ramah lingkungan, menjaga agar kehidupan biota lautnya tetap lestari dan justru berbiak. “Program ini sudah diapresiasi oleh banyak lembaga dunia, dan sudah mulai di kembangkan di lokasi lain, seperti Banyuwangi, Lombok, Maluku dan lainnya,” kata Arief Yahya.(*)