BATU BARA – Potensi besar yang dimiliki Danau Toba mampu memikat investor. Buktinya, destinasi prioritas Kementerian Pariwisata ini akan mendapatkan suntikan dana dari beberapa investor. Nilainya sangat fantastis mencapai Rp2,5 triliun.
“Peluang investasi pariwisata di Kawasan Danau Toba tetap terbuka. Prospeknya sangat bagus. Semua proses bisnis untuk masuknya investasi ini masih berjalan. Tapi, sudah ada beberapa investor yang mau masuk. Total investasinya cukup besar,” ungkap Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Arie Prasetyo, Kamis (5/4/2018).
Investasi sekitar Rp2,5 triliun itu, dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur. Sebab, Kawasan Danau Toba sangat memerlukan penambahan kamar hotel. Menurut Arie, kualifikasi hotel yang akan dibangun adalah Bintang 5.
“Sudah ada 5 investor lokal yang tertarik untuk masuk ke Pariwisata Danau Toba. Mereka akan membangun hotel dengan taraf Bintang 5 dengan ekspektasi bisa menambah value Kawasan Pariwisata Danau Toba. Kebutuhan hotel baru dan bagus memang akan membuat beban besar baik dari segi pendanaan ataupun pemilihan lokasi,” tuturnya.
BOPDT akan mendorong agar pembangunan infrastruktur hotel di Kawasan Danau Toba bisa dilakukan pertengahan 2018. Sebab, kebutuhan hotel bintang 5 di Kawasan Danau Toba sudah sangat mendesak. “Kami saat ini terus mendorong agar pertengahan tahun sudah jalan. Kalau tidak bisa semua, tahun depan harus beres,” tegasnya.
Masuknya investor lokal ke Kawasan Danau Toba dengan nilai besar tentu menarik. Sebab, beberapa waktu lalu banyak rombongan investor asing yang sudah berkunjung ke Danau Toba. Proses audiensi dengan stakeholder juga sudah dilakukan. Salah satu contoh kunjungan bisnis dilakukan Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia pada beberapa waktu lalu.
“Secara prinsip, investasi di sektor pariwisata membutuhkan arus masuk wisatawan yang tinggi. Posisi para investor asing saat ini sangat dipengaruhi oleh investor lokal. Kalau investor lokal sudah masuk, biasanya by default investasi asing akan bergerak mengikutinya. Makanya, kami terus optimalkan investor lokal agar masuk lebih dahulu untuk memulai. Justru kalau lokal belum masuk itu malah mengundang pertanyaan investor luar,” kata Arie lagi.
Untuk memuluskan langkah para investor, BPODT bergerak cepat menyelesaikan aspek legal dan detail teknis. Tentunya terkait proses kepemilikan lahan
“Kami harus siapkan lahannya. Dan sejauh ini, tidak ada masalah. Semua prosesnya sedang berjalan sesuai yg direncanakan. Aspek legal ini sangat penting karena menentukan semuanya. Untuk aspek teknis juga beralan normal,” ujarnya lagi.
Kehadiran hotel-hotel berbintang akan semakin memperkuat pariwisata Danau Toba. Sebab, sejumlah akses utama juga sudah dibangun. Seperti Pelabuhan Kuala Tanjung. Pelabuhan ini sukses diujicoba, Kamis (5/4/2018), oleh Kapal Pesiar Superstar Libra. Kapal ini bermuatan 700 wisatawan mancanegara.
Sedangkan lewat jalur udara, akses ke Danau Toba bisa dicapai melalui Bandara Internasional Kualanamu dan Bandara Internasional Silangit.
“Pelabuhan Kuala Tanjung yang sudah mulai dikerjakan tahun 2015 akan menjadi potensi baru untuk menarik kedatangan wisman,melalui jalur laut yang menggunakan Cruise. Kondisi iklim bisnis positif seperti inilah yang sangat dibutuhkan para investor untuk menambah keyakinan berinvestasi di dalam negeri,” tuturnya.
Para investor ini, sebut Arie butuh jaminan kunjungan wisman yang bagus. Tentunya sebagai nilai pasti yang menjamin nilai investasinya bisa bergerak naik. Sehingga, investasi yang dikeluarkan pun bisa mendatangkan keuntungan dalam waktu yang relatif cepat. “Hal ini dipandang wajar dalam dunia investasi,” jelas Arie lagi.
Demi menjamin potensi arus masuk wisman, BPODT juga sudah menggelar sales mission ke sejumlah negara. Pasar yang dibidik adalah Tiongkok. Provinsi yang dipilih ialah Guangdong dan Fujian.
Dengan berbagai langkah itu, Arie optimistis bisa mengatrol jumlah wisman ke Danau Toba tahun ini.
“Progres dari sales mission di Tiongkok kemarin sangat positif. Ada potensi kunjungan 150 wisatawan per hari dan untuk akses udara tidak ada masalah. Mereka bisa sewa pesawat dan cukup banyak maskapai yang terbuka untuk bekerjasama dikarenakan perizinan dan prosedurnya lebih sederhana,” tutur Arie.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mengapresiasi masuknya investor ke Danau Toba. Sebab, sebagai destinasi prioritas, Danau Toba membutuhkan investasi yang besar.
“Masuknya investasi ke Kawasan Danau Toba sangat bagus. Apalagi, mereka ini investor yang berasal dari lokal. Mereka memiliki kepedulian yang tinggi terhadap perkembangan Pariwisata Danau Toba, karena dengan investasi di sana maka masyarakat juga bisa menikmati keuntungan secara langsung dan berkelanjutan. Artinya, ada potensi lapangan pekerjaan yang cukup besar terbuka untuk masyarakat sekitar Danau Toba,” tutupnya.