OPENING Ceremony Malang Sejuta Kopi dengan mengusung konsep “Everyday Free Coffee” resmi dibuka Minggu (1/4/2018) yang bertepatan dengan Hari Jadi Kota Malang ke 104 tahun.
Kehadiran Malang Sejuta Kopi memang layak untuk ditelusuri, terlebih sebutan ini tidak banyak orang yang familiar dan apa saja konsep uniknya.
Awal perjalanannya pada April tahun 2017 lalu, event Malang Sejuta Kopi ini masih diragukan oleh banyak pihak. Karena tujuan utama mengadakan event ini untuk memberikan kopi gratis 20 cup setiap hari di hampir semua kedai kopi. Hal inilah yang membuat masih diragukan oleh banyak pihak karena dinilai membuat rugi pemilik kedai kopi.
Saat launching perdana pada 1 April 2017 yang dilakukan langsung oleh Wali Kota Malang Abah Anton –sapaan akrab H. Moch. Anton– kedai kopi yang bergabung masih sedikit sekali. Tapi hal itu tidak menyurutkan niat penggagas event Malang Sejuta Kopi yaitu Sam Idub, sapaan akrab Mas Budi. Terbukti sampai akhir April 2017 kedai kopi yang bergabung mencapai 28 kedai kopi.
Pelaksanaan Malang Sejuta Kopi tahun ini merupakan tahun kedua, selain akan mendapatkan kopi gratis pengunjung juga mendapatkan edukasi tentang kopi yang sehat.
Saat opening ceremony, Sam Idub selaku ketua panitia event Malang Sejuta Kopi menyatakan siap mengedukasi secara langsung melalui banner yang sudah diberi ilustrasi mulai dari proses pra panen, saat panen dan pasca panen biji kopi.
Selain minum kopi gratis, ada atraksi lainnya yang menarik perhatian yaitu melukis menggunakan ampas kopi yang dilakukan oleh seniman bernama Sawir, ada juga festival ethnic tentang kopi. Kopi gratis yang bisa dinikmati kopi Arjuno, Tirtoyudho dan masih banyak lagi.
Ada tagline menarik yang diusung pada event Malang Sejuta Kopi yakni “Belum Ke Malang Kalo Belum Minum Kopi Malang”. Tagline tersebut dibuat atas dasar keinginan panitia Malang Sejuta Kopi menjadikan Malang sebagai destinasi wisata kopi, mengingat di Malang banyak sekali kebun kopi yang tidak dimiliki daerah lain.