JAKARTA – Hari ke hari arah pengembangan pariwisata Indonesia semakin baik. Sejumlah hal yang menjadi titik kelemahan terus dibenahi. Tidak hanya oleh Kementerian Pariwisata, tapi juga oleh Kementerian/Lembaga terkait. Konsepnya Indonesia Incorporated. Goalnya pun sama. Menjadikan pariwisata sebagai leading sector perekonomian bangsa.

Salah satu yang berkomitmen dan mendukung arahan presiden tersebut adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Melalui Direktorat Pengelolaan Sampah, masyarakat terus didorong untuk peduli dan sadar akan pentingnya pengelolaan sampah.

“Dan hasilnya komitmen masyarakat semakin tumbuh. Peningkatanya dari tahun ke tahun semakin baik,” ujar Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, R. Sudirman, Jumat (15/12).

Tolok ukurnya jelas. Semua bisa diukur. Jumlah Bank sampah saat ini sudah mencapai 5.200 yang tersebar di 217 kabupaten/kota. Jumlah tersebut meningkat tajam dalam kurun waktu enam tahun terakhir. Pada 2011, jumlah Bank Sampah hanya 56. Kemudian meningkat ke 3.700 Bank Sampah di tahun 2016. “Dan saat ini sudah mencapai 5.200 Bank Sampah dan akan terus ditingkatkan jumlahnya hingga 2019,” ujar Sudirman.

Melalui Bank Sampah, ujar Sudirman, masyarakat benar-benar diarahkan untuk pengelolaan sampah. Karena pendekatannya sangat fundamental. Mengubah pola pikir dan cara pandang masyarakat dalam melihat sampah.

Dari sampah yang hanyalah produk buangan, menjadi sesuatu yang memiliki nilai. Memiliki economic value. Dari sampah, disulap menjadi berkah. “Yang kita bangun adalah membalik cara pikir mereka dalam memandang sampah. Menempatkan sampah dan menjadikannya bernilai,” ujar Sudirman.

KLHK pun, jelas Sudirman, selalu memberikan pendampingan dan pengarahan agar keberadaan Bank Sampah terus tumbuh dan manfaatnya semakin besar. “Di setiap regional kami punya ‘championnya’ atau komunitas andalan yang akan secara rutin memberikan pendampingan,” ujarnya.

Eksistensi Bank Sampah pun semakin tinggi dengan hadirnya Asosiasi Bank Sampah Seluruh Indonesia. Sehingga pergerakannya semakin massif. KLHK juga mendorong Asosiasi Pengusaha Daur Ulang Plastik Indonesia juga untuk memainkan perannya dengan baik.

“Artinya dengan meningkatnya jumlah Bank Sampah, ditambah peran serta asosiasi dan komunitas, menunjukkan komitmen masyarakat mulai bangkit. Gerak bersama menjaga kepedulian lingkungan terkait sampah,” jelasnya.

Tingkat kepedulian masyarakat juga terlihat saat Hari Peduli Sampah yang diperingati setiap tanggal 21 Februari. Jika di tahun 2016 masyarakat yang terlibat hanya 1.000-an. Tapi di peringatan tahun 2017 lalu, masyarakat yang bergerak dari Sabang sampai Merauke sampai hampir 11 ribu orang.

“Dan memang dirasakan betul, sejak sampah dibahas dalam sidang kabinet terbatas, semua pihak bergerak. Termasuk Kementerian Pariwisata,” ujarnya.

Karena menurutnya dengan semakin baiknya pengelolaan sampah akan meningkatkan daya saing pariwisata.

KLHK sendiri dikatakannya juga memiliki program dalam peningkatam 10 destinasi prioritas atau yang juga disebut 10 Bali Baru. Yakni dengan memperkuat penghargaan adipura yang konsepnya adalah mengusung cleand and green city. Bagaimana pemerintah daerah menerapkan Good Environment Governance dalam menjaga wilayahnya semakin bersih.

Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Menurutnya sebagai salah satu negara dengan nature resources terbesar di dunia, penting bagi Indonesia untuk terus menjaga kelestarian alam dan pengelolaan sampah.

Terlebih dari data The Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) 2017, yang dikeluarkan secara resmi oleh World Economic Forum (WEF) pada April 2017 lalu, menunjukkan komponen Environment Sustainability Indonesia berada di posisi 131 dari 134 dunia. Serta health and hygiene di posisi 109 dunia.

“Untuk memperbaikinya memang tak bisa instan. Tak bisa juga digarap Kemenpar sendirian. Indonesia Incorporated, harus kerja bareng bergotong royong dengan kementerian dan lembaga lain,” kata Menpar Arief Yahya.

Mantan Dirut Telkom itu berharap, ke depannya semua sektor yang berhubungan dengan industri pariwisata terus berbenah dan bersinergi demi mewujudkan target yang akan dicapai pada tahun 2019 tersebut.

“Semua unsur yang menjadi kelemahan terus kita perbaiki dengan melibatkan stakeholder, pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, pers, dan komunitas masyarakat atau sebagai kekuatan pentahelix. Sinergisitas pentahelix ini merupakan kunci sukses dalam mengembangkan pariwisata nasional,” kata Arief Yahya. (*)

BAGIKAN
Admin
GenPINews.com merupakan buah karya dari Generasi Piknik Indonesia yang dikelola oleh Tim Redaksi GenPI News Indonesia dengan jaringan yang ada di seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan