BANDA ACEH – Setelah berjaya empat tahun silam lewat batu giok, Aceh kembali pikat pecinta batu mulia dalam agenda menarik November ini dengan menghadirkan festival batu terbesar di Indonesia.
Mengangkat tema “Aceh Kembali Meugiwang” akan dihelat 9-12 November di Taman Seni dan Budaya Aceh dalam sebuah rangkaian acara Festival Batu Mulia.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh Jamaluddin, menyebutkan, festival batu mulia ini bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Banda Aceh dan Aceh secara umum.
“Kita target 1000 pengunjung yang datang ke Aceh untuk meramaikan kontes batu mulia ini, diharapkan dapat mengangkat perekonomian dan kepariwisataan di Aceh,” ungkap Jamal, Rabu (6/11/2019).
Festival ini, tambah Jamal, selain strategi menarik minat pecinta dan kolektor batu di Indonesia, nantinya para kolektor batu juga bisa berwisata di Aceh ke sejumlah destinasi dan objek wisata yang ada.
Ketua pelaksana Festival Batu Mulai Nasrul Sufi, menyatakan batu Aceh merupakan salah satu batu terbaik di Indonesia.
“Batu Idocrase Aceh dulu sangat populer dan sangat diminati oleh semua kolektor di seluruh Asia, namun sekarang agak sedikit kendur. Jadi, dengan adanya even ini diharapkan batu Aceh bisa ‘meugiwang’ kembali,” sebutnya.
Nasrul juga merincikan, dalam festival tersebut juga akan ada lelang batu-batu terbaik yang bisa diikuti oleh pengunjung atau masyarakat umum.
“Adapun batu-batu yang akan masuk kontes yakni kelas Idocrase, kelas Calcedony, kelas Bacan, kelas Batu Gambar, kelas Kalimaya, Kelas Panca Warna Kristal dan Badar, kelas Nephrite, kelas Black Jade, kelas Es Jade, kelas Amethis dan Kinyang, kelas Bulu Macan dan Klawing/Jasper, kelas Tapak Jalak, kelas Yakut dan Kecubung Wulung, kelas Sulaiman dan Guliga, kelas Batu Raja, kelas Teratai dan kelas Unik Antik,” rinci Nasul.
Panitia juga mempersiapkan dana pembinaan bagi juara umum I sebesar Rp20 juta, serta juara Rp10 juta dan Rp5 juta untuk juara II dan juara III.