BANDA ACEH – Pernah terbayangkan bagaimana hiruk pikuknya suasana pengungsian 15 tahun lalu di Aceh pasca-tsunami dan gempa melanda?

Museum Tsunami Aceh kembali merekayasa suasana dan rekonstruksi tersebut dalam sebuah pameran temporer yang bertajuk BARAK 9.1.

Pameran temporer ini resmi dibuka untuk masyarakat umum di lantai 3 Museum Tsunami Aceh, Kamis (17/10/2019).

Koordinator UPTD Museum Tsunami Aceh, Hafnidar menyebutkan, pameran yang mengangkat sisi refleksi pengungsian di Aceh yang dibalut dalam teknik rekonstruksi ini sebagai bentuk komunikasi pembelajaran bagi generasi ke generasi.

“Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu atas terselenggaranya pameran ini. Yang telah membantu dan terlibat untuk proses pencarian data dan benda serta saksi-saksi hidup tsunami 2004,” tutur Hafni, Kamis (17/10/2019).

Meskipun sudah sedemikian rupa mengkaji dan membuat konsep, kata Hafni, karya museum ini tentunya masih jauh dari sempurna.

“Masukan dan saran akan kami terima untuk kami kembangkan di kemudian hari. Mengingat kegiatan ini juga bagian dalam rangka menyambut hari museum yang jatuh 12 Oktober lalu,” harapnya.

Salah satu mantan Deputi Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR), T Safir Iskandar Wijaya yang turut hadir dalam pembukaan pameran temporer BARAK 9.1 ini memberikan apresiasi bagi Museum Tsunami Aceh atas inisiatifnya memberikan edukasi bencana kepada masyarakat.

“Semua orang harus dilibatkan dan dibuka ruang oleh museum untuk terlibat, berpartisipasi saling menginspirasi baik berupa ide dan karya dalam menjaga nilai edukasi bagi masyarakat dan belajar dari kejadian masa lalu,” papar Safir usai mengunjungi pameran.

Mengkomunikasi pembelajaran bencana, kata Safir, tidak bisa hanya berharap pada Museum Tsunami Aceh saja, adanya kegiatan pameran seperti ini semua harus bergandeng tangan baik masyarakat dan pihak-pihak yang terlibat dalam membantu Aceh pada masa itu.

Dalam pembukaan pameran temporer ini selain disajikan rekonstruksi pengungsian juga disajikan teaterikal suasana barak (label hidup, -red) yang diperankan oleh siswa-siswi SMAN 2 Banda Aceh.

Pameran yang terbuka untuk umum dan pengunjung ini sendiri berada di lantai 3 Museum Tsunami Aceh berlangsung hingga bulan Desember 2019 bertepatan pada peringatan 15 tahun Smong Aceh.

SHARE
Aulia Fitri
Blogger, Citizen Journalism, Social Media Interest, Digital Media | CEO of genpinews.com. Contact on Twitter @hack87

Leave a Reply