SEMARANG – PT Kereta Api Pariwisata mencatatkan pertumbuhan laba perusahaan sebesar 531% pada Januari—Mei 2019 dibandingkan dengan laba pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama PT Kereta Api Pariwisata Totok Suryono, mengungkapkan laba yang didapat perusahaan juga lebih tinggi 196% dibandingkan dengan target atau program yang dimiliki pada periode Januari—Mei 2019.

“Kinerja PT KA Pariwisata sampai dengan Mei 2019, pancapaian laba dibanding tahun lalu sebesar 531%,” kata Totok kepada Bisnis, Senin (17/6/2019).

Dia menjelaskan peningkatan laba yang diperoleh oleh perusahaan pada lima bulan pertama tahun ini dapt terjadi lantaran minat masyarakat yang cukup tinggi terhadap Kereta Api Priority yang dioperasikan secara reguler.

Perusahaan, lanjutnya juga menambah frekuensi perjalanan KA Priority sehingga membuat laba perusahaan terdongkrak dari Januari sampai dengan Mei tahun ini.

“Yang tadinya jalur tersebut tidak ada, kita operasikan, seperti jalur Bandung—Surabaya,” kata Totok.

Dia menuturkan, Kereta Api Priority yang dioperasikan pada lima bulan pertama tahun ini menjadi pemberi kontribusi terbesar terhadap laba yang dicatatkan oleh perusahaan, yakni mencapai di atas 70%.

Sebelumnya, dalam catatan Bisnis, anak usaha PT Kereta Api Indonesia tersebut menargetkan pendapatan sepanjang 2019 lebih tinggi 56,6% dibandingkan target 2018.

Target pendapatan yang dipasang di luar pendapatan dari pengelolaan objek wisata Lawang Sewu yang baru dikelolanya pada awal tahun ini.

Totok pihaknya menargetkan pendapatan sepanjang 2019 sebesar Rp166 miliar, atau lebih tinggi sekitar Rp60 miliar dibandingkan target pendapatan sepanjang 2018, yakni Rp106 miliar.

Dia mengungkapkan, sejumlah langkah telah dipersiapkan oleh perusahaan untuk mencapai target pertumbuhan pendapatan perusahaan sepanjang 2019.

Akan tetapi, strategi yang paling utama adalah menjaga konsistensi layanan terhadap penumpang kereta wisata.

Menurutnya, kereta wisata yang menjadi andalan perusahaan merupakan kereta dengan segmen konsumen atas. Oleh karena itu, mereka selalu menuntut layanan yang prima dari perusahaan.

Sepanjang 2018, pendapatan dari kereta wisata mencapai sekitar Rp46 miliar atau sekitar 43,4% dari total pendapatan secara keseluruhan. Perusahaan memutuskan menjual tiket kereta wisata untuk konsumen individu dari konsumen sewa.

Adapun terkait dengan penambahan jumlah kereta, dia menuturkan tergantung pada PT Kereta Api Indonesia sebagai induk usaha yang mengelola aset.

SUMBERBisnis.com
BAGIKAN
Admin
GenPINews.com merupakan buah karya dari Generasi Piknik Indonesia yang dikelola oleh Tim Redaksi GenPI News Indonesia dengan jaringan yang ada di seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan