LAUTAN awan terpampang lebar seluas mata memandang, beberapa puncak bukit yang tinggi terlihat menjulang memecah awan. Disela-sela kabut awan terlihat paparan negeri dan pemukiman yang membentang seluas mata memandang. Pada malam hari lebih indah lagi karena pemukiman dihiasi lampu-lampu, sementara cahaya rembulan malu-malu keluar dibalik awan hitam.
Udara dingin pasca hujan jadi tidak terasa setelah api unggun menyala dengan ganasnya membakar perkayuan. Beginilah suasana camping ground Sago Adventure yang terdapat di Cubadak Pantai Kenagarian Tanjung Bonai, Kecamatan Lintaubuo Utara, Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat.
Kondisi alam Sumatera Barat yang terdiri dari pegunungan dan lautan kaya akan pemandangan, dengan adanya beberapa gunung tertinggi di provinsi tersebut, menyediakan berbagai pemandangan yang eksotis.
Booming pariwisata yang digencarkan pemerintah provinsi hingga ke kabupaten kota yang ada di Sumatera Barat juga mendapat antusias dari anak nagari. Tidak terkecuali di Kabupaten Tanahdatar sendiri.
Kabupaten dengan julukan Luak Nan Tuo itu memeiliki beberapa gunung tinggi, mulai dari Gunung Marapi, Gunung Singgalang, Gunung Tandikek, dan Gunung Sago. Setiap gunung memiliki keunikan masing-masing dan menjadi idola bagi para pecandu pendaki gunung sekaligus menikmati pemandangan dari puncak.
Baru-baru ini, para pemuda di Nagari Tanjung Bonai, Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanahdatar berhasil menggelar camping ground adventure di lereng Gunung Sago, tepatnya di Cubadak Pantai. Sabtu-Minggu (1-2/9/2018) kemarin, ratusan pecinta adventure yang memang sengaja camping dilokasi tersebut terkagum-kagum menyaksikan pemandangan indah di subuh hari.
Tidak hanya sekedar menikmati pemandangan diatas awan yang dapat disaksikan dari lokasi camping ground Sago Adventure tersebut. Pengunjung dan pecinta alam juga dapat menyaksikan air terjun tujuh tingkat yang berada tidak jauh dari lokasi camp.
Dari lokasi camp, pengunjung terlebih dahulu dapat juga menyaksikan pemandangan alam saat berjalan menuju lokasi air terjun. Tidak jauh dari situ, pengunjung juga dapat menikmati beragam buah dari kebun petani setempat.
Lokasi tersebut memang baru dibuka dan dikelola oleh beberapa pemuda Nagari Tanjung Bonai. Sejak lama, lokasi tersebut sudah menjadi perhatian bagi mereka. Tidak hanya pemandangan dan air terjun, dilokasi itu juga dapat menjadi lokasi penguji adrenalin bagi pecinta trabas.
“Beberapa kali kami pernah camping tapi sekedar camping dan hanya sampai sebatas itu saja. Ada harapan lebih dari itu, tapi kami masih terbatas kapasitas dan pengalaman,” ujar Veri Kurniawan, Inisiator camping ground Sago Adventure.
Keterbatasan itu juga diikuti akan rencana pihak nagari untuk menjadikan area tersebut sebagai batas lokasi agrowisata. Dimana dilokasi tersebut terdapat kebun jeruk, strawberry dan perkebunan masyarakat lainnnya.
“Tanah disini sangat subur, tanaman petani menjadi sangat baik. Hanya saja, akses jalan masih tumpul menuju lokasi ini. Semua kondisi tersebut selama ini hanya menjadi harapan kami untuk dapat mengelola lokasi menjadi seperti keinginan kami,” sebut Veri.
Kurangnya pemahaman pengelolaan akan pariwisata juga menjadi pembatas lainnya, hingga keinginan untuk menjadikan kawasan Cubadak Pantai sebagai kawasan agrowisata juga terhalang.
“Oleh karena landasan permasalahan tadi secara pribadi saya dan teman-teman lainnya melihat jika ada pengelolaan yang bagus semua potensi dapat dikelola dengan baik. Apalagi ada bekas PT Murbay zaman orde baru yang bisa menjadi penarik,” jelas Veri.
Setelah berdiskusi sekian lama, akhirnya para pemuda setempat sepakat melakukan langkah awal menyediakan camping ground serta tempat pendakian untuk ke Gunung Sago.
“Beberapa waktu lalu kami bersama teman-teman dari kampus ISI Padangpanjang melakukan survey. Setelah koordinasi dengan pemuda dan masyarakat, akhirnya semua mau bergerak,” terang Veri.
Berbagai macam konsep di setting di area camping, mulai dari spot untuk selfie dan berfoto, sampai membuat poster dan benner. Tidak disangka, minat awal camping ground ternyata membludak. Hal itu terbukti dengan ramainya para peminat camping yang ikut hadir.
“Rencana Awal hanya untuk pemuda lokal, tapi karna dibuat poster dan tema yang cukup menarik poster itu jadi viral dan peminat mulai banyak. Awalnya Rio sebagai ketua panitia ingin membatasi, tapi karena pendaftaran peminat tiap waktu terus meningkat kami putuskan membuka keran pendaftaran apapun konsekwensinya,” ujarnya.
Dengan pengalaman seadanya panitia mencoba menghandle kegiatan perdana tersebut. “Melihat kondisi peminat semakin ramai dan pendanaan yang kurang, akhirnya saya mencoba mengambil inisiatif untuk membackup dana. Hanya saja masih ada ego pemuda setempat hingga mereka lupa untuk mendengar masukan dan saran,” katanya.
Namun, semua perjuangan panitia akhirnya terbayar lunas dengan suksesnya camping ground perdana yang digelar selama dua hari satu malam tersebut. Melihat potensi itu, panitia masih harus mengerjakan Pekerjaan Rumah untuk kedepannya.
“Saat ini kami tengah mempersiapkan pengelola yang bisa mengelola pariwisata dan insyallah sedang diusahakan untuk membuat camping to training of trainer (kemping bagi penyelengara kemping) selama dua malam. Disitu, mereka akan dilatih bagaimana mengelola camping ground dan menjadi tuan rumah yang baik,” sebut Veri.
Selain itu, rencana kedepannya sebut Veri dilokasi camping ground juga akan dibuat beragam wahana outbound yang dapat diminati pengunjung, baik keluarga, family ataupun peminat pariwisata luar dan dalam negeri.