SEMARANG – Persamaan persepsi terkait pengunaan media sosial diasah dalam Training On Trainer (TOT) yang berlangsung di Aston Inn, Semarang, Sabtu (21/4/2018). Ada beberapa aspek yang disoroti. Mulai dari penggunaan konten hingga strategi menciptakan trending topic melalui Twitter.
“Jaman dahulu tidak ada online, Indonesia bisa disatukan. Saat ini ada online harusna bisa lebih disatukan lagi. Caranya, persepsi terkait online harus disatukan dahulu. Hal ini untuk menciptakan harmoni dalam sebuah orkestrasi. Kalau persepsi ini sama frekuensinya, baru melangkah ke kemasannya,” unkap Eko Nuryanto yang menjadi Narasumber Aktivasi Media Sosial dan Media Online.
Menurut Eko, terkait dengan kemasan, konsep Destinasi Digital harus mencakup tiga aspek. Ada customer, product, dan promosi. Khusus untuk promosi, media sosial menjadi kanal paling efektif. Selain itu, untuk membangun media sosial, dibutuhkan konten yang terdiri dari teks, gambar, dan video. Kombinasi ketiganya akan mampu memviralkan destinasi.
“Text, picture, dan video ini amunisi paling penting untuk promosi. Text harus menciptakan impresi. Untuk itu diperlukan membangun kesadaran. Sosial media harus diposisikan untuk membangun citra. Adapun semua itu harus dibuat secara unik dan berkerakter,” terangnya.
Penempatan teks menjadi vital karena berupa narasi. Karakternya di sesuaikan dengan platform media sosial seperti Facebook, Twitter, juga Instagram.
Eko pun membagikan tipsnya. Facebook idealnya dipakai untuk narasi dengan karakter sharing aktivitas. Untuk Twitter, merupakan media untuk unjuk kecerdasan. Sebab, narasi yang cocok untuk Twitter berupa resensi.
“Teks ini penting dan harus disesuaikan dengan karakter platformnya. Tujuannya untuk mempengaruhi orang lain. Dan, foto juga sangat penting. Sebab, satu foto bisa mewakili 1.000 kata. Hanya, masalahnya saat farmtrip space untuk destinasi terbatas. Kita lebih suka selfie dan porsi figur besar. Idealnya, porsi space lebih untuk destinasi dengan angle-angle terbaik,” ujar Eko lagi.
Untuk menghasilkan konten yang berkualitas, up date menjadi elemen yang paling mendasar. Untuk itu dibutuhkan momentum yang tepat untuk menghasilkan sesuatu yang aktual dan hits. Untuk menarik perhatian dibutuhkan sesuatu yang inspiratif dan dilakukan secara intensif. Eko menambahkan, untuk mengolah materi juga diwajibkan menggunakan software berkualitas.
“Semua memang harus aktual. Up date harus dilakukan secara terus menerus. Harus munculkan sesuatu yang unik. Agar outputnya maksimal, maka diperlukan tool yang berkualitas. Setelah itu, kekuatan content lalu diukur,” lanjutnya lagi.
Dijelaskannya, untuk mengukur kekuatan content melalui monitoring evaluasi tool, beberapa aplikasi yang bisa dipakai. Diantaranya adalah Tweet Binder dan Keyhole. Keduanya digunakan untuk menukur impresi dan respon publik. Eko pun menerangkan betapa pentingnya hastag. Sebab, hastag ini memudahkan untuk pengelompokan content. Harapannya, content yang diposting bisa menjadi trending topic.
“Muara dari semuanya untuk trending topic. Untuk ke sana, content harus dibuat bagus lalu ditambakan hastag saat diposting. Trending topic ini menjadi kelebihan Twitter dan tidak dimiliki platform lain. Twitter ini bisa record trend yang terjadi,” terangnya lagi.
Ditambahkannya, untuk menciptakan trending topic juga diperlukan startegi khusus. Hastag dibuat harus original dan belum pernah digunakan. Untuk menciptakan trending topic, dibutuhkan minimal 2.500 jumlah postingan. Namun, yang paling ideal adalah rata-rata 6.500 postingan untuk satu kali hastag. Tidak kalah penting lagi, postingan pertama dilakukan serentak.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, soliditas dibutuhkan dalam bermedia sosial.
“Secara konten, semua harus dilakukan secara maksimal baik itu teks, foto, dan video. Sebab, semua muaranya memang untuk trending topic dan menjadi viral. Dengan begitu, destinasi digital lebih banyak dilihat orang sehingga mendatangkan keuntungan dan value,” tutupnya.