GenPI News Indonesia

Menpar Tinjau KEK Pariwisata Tanjung Gunung dan Sungailiat Bangka

PANGAKAL PINANG – Menteri Pariwisata Arief Yahya meninjau persiapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Gunung dan Pesisir Timur Sungailiat di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel). Dua kawasan tersebut diharapkan segera ditetapkan sebagai KEK Pariwisata seperti halnya KEK Tanjung Kelayang di Pulau Belitung yang kini dalam percepatan pembangunan.

“KEK Pariwisata Tanjung Gunung diharapkan dapat ditetapkan dalam waktu 3 bulan, seperti ‘saudaranya’ KEK Tanjung Kelayang di Belitung,” kata Menpar Arief Yahya pada kunjungan kerja ke Bangka didampingi Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar Dadang Rizki Ratman, Ketua Tim Percepatan 10 Bali Baru Kemenpar Hiramsyah beserta stakeholder pariwisata, di antaranya Pengurus Real Estate Indonesia (REI) Pusat.

Menpar Arief Yahya mengatakan, perkembangan struktur ekonomi Provinsi Babel dalam 5 tahun terakhir (2012-2016) relatif stagnan dan tetap didominasi oleh tiga lapangan usaha utama, yaitu; perkebunan, kehutanan, dan perikanan (20.15%); diikuti oleh industri pengolahan (20.05%); dan pertambangan (11.05%).

Sektor pertambangan dan industri pengolahan justru menunjukkan penurunan, peran pertambangan dan galian turun dari 15.36% ( tahun 2012) menjadi 11.89% (tahun 2016), diikuti industri pengolahan turun dari 24.33% menjadi 20.05%, sedangkan sektor transportasi dan akomodasi justru meningkat dari 5,66% (tahun 2012) menjadi 6.52% ( tahun 2016).

“Babel harus melakukan transformasi ekonomi dari tambang ke pariwisata. Transformasi haruslah berawal dari CEO commitment dan menerapkan change agent. Wins the future, wins the game. Bahwa pemimpin harus mempunyai visi ke depan. Memenangkan peperangan, tanpa peperangan (Blue Ocean Strategy) juga lihai dalam perencanaan dan cerdas menangkap peluang,” kata Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya menjelaskan, pariwisata merupakan industri jasa yang paling mudah, murah, dan cepat serta berkelanjutan atau sustainable. Provinsi Babel dengan keunggulan lokasi yang memiliki leverage global berpeluang membuat terobosan yang berarti dengan melakukan transformasi tiga lapangan usaha utama tersebut.

“Penurunan kontribusi sektor pertambangan harus bisa digantikan sektor lain yang mengedepankan pembangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan, semisal pariwisata yang telah terbukti lebih murah, lebih cepat memberikan hasil dan telah menjadi penyumbang devisa nasional nomor dua,” kata Arief Yahya.

Menurut Arief Yahya, pembangunan pariwisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, dapat dipercepat dengan memanfaatkan kemudahan dan perlakuan khusus yang telah disediakan Pemerintah yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

“Melalui sinergitas 3 KEK Pariwisata (Tanjung Kelayang, Tanjung Gunung, Pesisir Timur Sungailiat) yang didukung penuh para diaspora Babel, maka bisnis model KEK Pariwisata ini akan mempercepat transformasi struktur ekonomi Provinsi Babel ke arah struktur ekonomi modern,” ungkap Arief Yahya.

Gubernur Provinsi Babel Erzaldi Rosman pada kesempatan tersebut mendorong para pelaku bisnis pariwisata segera mewujudkan bisnis model KEK Pariwisata. “Yakinlah dengan pariwisata, Bangka Belitung akan semakin maju,” kata Erzaldi Rosman memberi semangat.

Pemilik Kawasan Wisata Tanjung Gunung, Johan Riduan Hasan, menjelaskan KEK Tanjung Gunung diusulkan melalui PT Pan Semujur Makmur (PSM) dengan menyediakan lahan seluas 385 hektar dan sebagai tahap pertama PSM akan melakukan investasi sebesar Rp 1,58 triliun.

Pemerintah telah menetapkan 10 destinasi prioritas untuk dikembangkan sebagai ‘Bali Baru’ satu di antaranya di Tanjung Kelayang, Pulau Belitung, Provinsi Babel. Tanjung Kelayang dikembangkan sebagai destinasi kelas dunia dengan mengandalkan potensi budaya (culture), alam (nature), dan buatan manusia (manmade).