TANJUNG BALAI KARIMUN – Menikmati pertunjukan Barongsari tidak harus menunggu Imlek atau perayaan tertentu. Saat ini pun bisa. Kalau tidak percaya, datang saja Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau (Kepri), akhir pekan ini.
Pada 16-17 Maret, akan digelar Festival Barongsai 2018. Lokasinya ada di Panggung Rakyat Putri Kemuning, Coastal Area, Tanjung Balai Karimun.
“Kami memberikan suasana berbeda dari tahun pertama lalu. Festival tahun ini jelas akan dibuat lebih meriah. Yang tampil di sini adalah tim-tim terbaik,” ujar Kepala Seksi Atraksi Promosi dan Kerjasama Pariwisata Tanjung Balai Karimun Benny Yudistira, Rabu (14/3).
Festival Barongsai 2018 akan diikuti 12 tim. Dari jumlah itu, empat tim diantaranya berasal dari Malaysia dan Singapura. Malaysia menjadi delegasi terbesar dengan mengirimkan 3 tim. Sementara Singapura menurunkan 1 tim.
Sisanya dibagi merata untuk tim-tim asal Kepri. Tuan rumah Tanjung Balai Karimun dan Batam diberi 2 slot. Satu tim masing-masing diisi Tanjung Batu Kundur, Dabo Singkep Lingga, Tanjung Pinang, dan Uban.
“Karena alasan non teknis, undangan untuk tim dari Semarang dan Selat Panjang diubah. Kami ingin lebih mengoptimalkan tim dari Malaysia dan Singapura. Sebab, kami ingin mengoptimalkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman),” ujar Benny.
Dengan hadirnya tim mancanegara, Tanjung Balai Karimun sedikitnya akan mendatangkan 40 wisman. Asumsinya, setiap tim dari Singapura dan Malaysia ini membawa crew hingga 10 orang. Belum lagi potensi wisman lainnya. Berstatus sebagai crossborder, Tangjung Balai Karimun diuntungkan karakter wisatawan dua negara itu yang menyukai event budaya.
“Kami berusaha menghadirkan wisman sebanyak-banyaknya. Jumlah personil tim luar dioptimalkan. Kami harus mengejar target kunjungan wisman minimal 2% setiap tahun. Biasanya kalau event seperti ini relatif mudah mengundang wisatawan dari Malaysia atau Singapura. Jaraknya dekat dan murah,” kata Benny yang juga PPTK Kegiatan Festival Barongsai.
Menambah daya tarik festival, beragam hiburan disiapkan. Meski kental dengan nuansa Tionghoa, tapi space lebar tetap dibuka bagi budaya lokal.
Mengoptimalkan peran sanggar Pusat Latihan Seni Pelangi Budaya Karimun, Tari Persembahan pun akan disajikan. Menguatkan rasa milenial, live musik juga akan diberikan. Benny juga menerangkan, Festival Barongsai ingin memberi kesan bagi wisatawan.
“Kami ingin memberikan kesan bagi wisatawan, terutama mereka yang baru berkunjung. Ada banyak hiburan yang sudah disiapkan, apalagi Festival Barongsai ini rencananya digelar malam hari. Terkait dengan pelaksanaannya, nanti akan dibahas saat technical meeting,” ujarnya lagi.
Rencananya, technical meeting akan digelar Kamis (15/3) pukul 16.00 WIB. 12 Tim peserta akan dibagi menjadi dua grup. Hari pertama festival digelar Jumat (16/3) dan akan diikuti 5 tim. Sisa 7 tim lainnya akan bertanding di Sabtu (17/3).
Sebelum bersaing, tim-tim peserta diizinkan mencoba venue. Masing-masing tim diberi waktu 20 menit untuk menguji venue.
“Komposisi pembagian grup akan dilakukan saat technical meeting. Urutan komposisi tim yang akan uji venue juga menurut hasil drawing saat technical meeting. Nantinya tetap ada opening dan closing ceremony yang meriah. Pokoknya jangan sampai terlewatkan, sebab aksesnya mudah,” jelas Benny.
Posisi Tanjung Balai Karimun cukup strategis buat wisatawan dari Malaysia dan Singapura. Aksesibilitas menuju Tanjung Balai Karimun tidak sulit. Bagi wisatawan asal Malaysia, destinasi ini bisa ditempuh dari Pelabuhan Kukup dan Putri Harbour. Total ada 9 trip per hari kapal yang melayani rute ini.
Kalau dari Singapura ada 4 kali trip. Bila wisatawan dari Batam, maka setiap jamnya ada kapal yang melayani rute ini. Pulau Karimun juga terhubung dengan Pekanbaru, Dumai, dan Selat Panjang.
“Meskipun Festival Barongsai ini baru memasuki tahun ke dua, tapi potensinya sangat besar. Event pada tahun lalu meriah. Dengan berbagai inovasi pengemasan yang lebih baik, tahun ini pasti lebih. Selain itu aksesibilitas dan akomodasi di Karimun sangat bagus. Kulinernya banyak dan nikmat. Harganya juga sangat murah,” ungkap Ketua Pelaksana Calendar of Eevent 2018 Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti.
Selain atraksi dan aksesibilitas, aspek amenitas Tanjung Balai Karimun juga luar biasa. Mulai dari homestay hingga hotel berbintang tersedia. Jumlah mencapai 46. Soal harga, cukup ramah. Sebab harga Rp100 ribu hingga jutaan per malam tersedia banyak.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, konsep budaya sangat disukai oleh wisman.
“Festival Barongsai ini menjadi daya tarik lain pariwisata. Karimun sangat memenuhi aspek 3A karena levelnya sebenarnya dunia. Kami berharap Festival Barongsai ini sukses penyelenggaraan juga secara ekonomi. Dengan banyaknya wisman yang masuk, maka ekonomi masyarakat akan terbantu,” pungkas Menteri asal Banyuwangi tersebut.