TERNATE – Gerbong Generasi Pesona Indonesia (GenPI) makin panjang. Sabtu (10/3/2018), GenPI Maluku Utara (Malut) resmi menjadi anggota ke-17. Deklarasi GenPI Malut dilakukan di Laguna Dive Club, Pantai Jikomalamo, Ternate.
Hadir dalam deklarasi tersebut Ketua GenPI Nasional Mansyur Ebo, juga perwakilan GenPI Jawa Barat, Maluku, dan Sumatera Selatan (Sumsel).
Menurut Ketua Bagian SDM dan Organisasi GenPI Nasional, Robby Sunata, usai deklarasi, GenPI Malut harus segera action.
“Atas nama teman-teman GenPI lainnya, kami ucapkan bergabung pada Malut. Segera aktif dan susun program pengembangan destinasi digital,” kata Robby.
Walau baru diresmikan, GenPI Malut sebenarnya sudah aktif sejak 7 bulan lalu. Awalnya, jumlah anggota GenPI Malut mencapai ratusan. Namun, seleksi alam terjadi. Setelah dikurasi, tersisa 20 anggota yang aktif.
Ditambahkan Robby, tanggung jawab anggota GenPI ke depannya cukup menantang. Selain online, mereka juga harus eksis dengan beragam kegiatan offline.
“Sebentar lagi ada rakornas. Ini momentum bagi GenPI untuk menunjukan eksistensinya. Selain online, aktivitas offline GenPI juga menghasilkan banyak prestasi. Ke depannya, kami berharap GenPI ini tetap sebagai mitra dari Kemenpar. Kita sama-sama fokus dengan pariwisata Indonesia,” ujarnya lagi.
Deklarasi GenPI Maluku Utara diisi berbagai rangkaian. Selain peresmian di indoor, ada juga famtrip. Ada banyak destinasi di Malut yang dieksplor.
Rombongan peserta deklarasi dan undangan diajak ke Benteng Tolukko dan Benteng Oranye yang terkenal eksotis. Di dua benteng ini, rombongan terlihat puas karena kondisinya bersih dan rapih. Tidak hanya itu, pengunjung juga cukup mendapat informasi dari guide.
Destinasi lain yang disinggahi adalah Keraton Kasultanan Ternate. Di tempat ini, rombongan diperlihatkan dengan luhurnya budaya ketimuran. Tata krama dan sopan santun masih lestari. Ini terlihat dari aturan tata pakaian selama berada di keraton.
Pengunjung bercelana pendek, disarankan memakai kain khusus yang disiapkan pengurus. “Kami sangat terkesan dengan destinasi di Malut. Sumber informasi obyek sangat bagus,” terangnya.
Setelah itu, rombongan diajak menikmati Danau Laguna dan Danau Tolire. Nama Danau Laguna ini sudah mendunia. Lokasinya unik karena tersekat hutan selebar 50 meter dari bibir pantai.
Meski lokasinya dekat laut, namun airnya tetap tawar menyegarkan. “Danau Laguna ini sangat unik dan bagus panoramanya. Tempatnya sangat teduh dan nyaman,” tutur Robby lagi.
Rombongan juga sempat berkunjung ke Cengkeh Afo, di wilayah Tabahawa, Ternate Tengah. Di kawasan ini, terdapat tiga pohon cengkeh tertua di dunia. Keberadaan pohon ini memang melegenda. Di sini juga memiliki banyak infrastruktur pendukung.
Menurut Ketua GenPI Nasional, Mansyur Ebo, Cengkeh Afo ideal sebagai lokasi destinasi digital. Karena atraksi, aksesibilitas, amenitas yang dimilikinya sangat bagus.
“Kami sudah mengingatkan GenPI Malut yang baru deklarasi terkait esteem economy. Mereka punya potensi yang besar di sini. Destinasi digital harus dikembangkan. Lokasinya rencananya ada di Cengkeh Afo ini. Semua aspek memenuhi syarat dan instagramable banget. Cocok untuk pasar. Di Cengkeh Afo, kami bertemu Dubes Austria yang juga tertarik dengan destinasi ini,” ungkap Ebo.
Ebo juga mengingatkan GenPI mengenai nomadic tourism. Sedikitnya ada 10 destinasi nomadic tourism yang harus disiapkan.
“Nomadic tourism juga harus direalisasikan. GenPI punya momen di rakornas. Ini jadi ajang pembuktian GenPI yang punya tim kuat dan peka dalam membaca peluang. Karena kebutuhan inilah, porsi famtrip dalam deklarasi GenPI Malut memang besar,” tegasnya.
Apresiasi diberikan Menteri Pariwisata Arief Yahya terkait deklarasi GenPI Malut dan potensi besar yang dimilikinya. Adaptasi dan akselerasi lebih cepat saat ini harus dilakukan GenPI Malut.
“Selamat atas deklarasi GenPI Maluku. Langsung action saja dan tidak perlu menunggu lama. Kami siap pada dasarnya siap membantu,” pungkasnya.