JAKARTA – NES by Helen Dewi Kirana menghadirkan karya yang bertajuk konser musik bertempat di Kementerian Pariwisata Republik Indonesia yang bertemakan “Pandar Baduy, Binar Indonesia”, Minggu (29/01/2018).

NES hadir dengan karyanya selama 3 tahun lamanya dengan kepeduliaannya terhadap kebersihan lingkungan di Wisata Baduy dan pertemuan ini dihadiri oleh semua pihak yang telah mendukung acara tersebut. Dalam kesempatan tersebut juga diisi oleh penampilan Mario Ginanjar (Kahitna), Nugie, Ira Wibowo, Maya Hasan, Farman P, Adinda Shaha Lahita, Netta KD, Jodhi Yudono, Irena, Kadri, Deyhan, Abam, Titus D, Vocta Ville Choir, Gigi Dance Company dengan perpaduan musik oleh Raya Indonesia Big Band.

NES juga menghadirkan kolaborasi dengan Ikatan Alumni ITB, Forum ITB’84, Wonderful Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan Mapala Universitas Indonesia.

Tidak hanya itu, NES hadir sebagai wujud amanah untuk menyeimbangkan keselarasan alam agar alam yang ada di Baduy tidak selalu dicemari oleh pengunjung yang tidak sadar akan lingkungan yang suka memcemarinya. Maka kali ini, NES hadir untuk Baduy menuju Indonesia Bersih.

Dalam rangkaian acara ini, NES menghadirkan sebuah acara yang bertema “Suku Baduy” dan sekaligus memperkenalkan dialog sederhana pada kasus sampah dan mentralitas manusia modern yang samgat senang sekali membuang sampah sembarangan.

“Bila pelaku kehilangan kepeduliaan akan hal sampah mungkinkah Bangsa akan Jaya dan Bangsa sebgai pemenang. Jika hal menjaga kebersihan saja gagal maka bagaimana cara kita bisa mengatasi sampah dan perilaku menyampah dengan level sangat buruk saat ini,” papar Helen.

NES peduli Indonesia bersih dari sampah dengan membantu Urang Kenekes menyelamatkan lingkunhan hidup mereka dengan mengelola sampah yang melimpah akibat pengunjung yang tidak bertanggungjawab. Masyarakat yang berkunjung seharusnya menghormati Urang Kenekes dengan cara menghormati, melindungi dan menegakkan lingkungan baik dan sehat.

NES dan IKA ITB mengajak agar Masyarakat Indonesia untuk kurangi sampah di Desa Kanekes. Urang Kenekes memang luar biasa. Kita patut mencontih tentang kehidupan sederhananya, pola hidup sehatnya, dan kehidupan serasi dengan alamnya. Maka hal itu, kita seharusnya belajar tentang nilai-nilai budaya yang mendasari keunikan kehidupan Urang Kenekes dan menghormati nilai-nilai tersebut.

Kesadaran ini dilakukan dengan “STOP MENYAMPAH”! Bawalah sampahmu kembali bersamamu kemanapun kamu pergi, bawalah kenangan manis dan tinggalkan pula kenangan manis pula bukan “Sampah”.

Dihadiri oleh pihak pendukung acara baik dari pelaku seni, pelaku fashion model, pencinta alam dan pelaku lainnya. Pendar Baduy, Binar Indonesia mengajak kita membersihkan hatidan jernihkan negeri kembali pada kesederhanaan Baduy dengan kebahagiaan sederhana serta kembali pada kebersihan.

Pendar Baduy-Binar Indonesia juga menampilkan sebuah kolosal musik dan tata laku dengan tiga adegan yaitu Tuhan-Alam, Manusia-Manusia dan Kesadaran semesta keindahan Nusantara.

Dalam adegan pertama menampilkan Gendhing Parik rama, Prosa Lirik, Kanekes Pusat Bumi, Tari dan Tembang Pikukuh, Kulawarga Sakprana/Saudara Satu Nafas, Sederhananya Cinta.

Adegan kedua yaitu Gemerlap Metropolitan, Narasi Krisis Modernitas, Arda Lingga/Nafsu Kuasa, Kenapa Cinta, Rasa Rumangsa/Jaga Rasa, Insertion Adegan ketiga yaitu The Dialog tentang Kesadaran, Keajaiban Perubahan dilanjut dengan Baduy Kembali, Kemenangan Hidup, Different To Me serta penampilan Fashion Show dari NES by Helen Dewi Kirana dilanjut penampilan Kamajaya/Sang Dewa Cinta, Prosa Liris dan Sri Panggung sebagai Penutup.

Dalam hal ini, NES by Helen Dewi Kirana dan Ikatan Alumni ITB mengajak agar Masyarakat Indonesia untuk jernihkan hati bersihkan negeri berawal dari Baduy menuju Indonesia Bersih. (Nurul Istiqomah)

BAGIKAN
Admin
GenPINews.com merupakan buah karya dari Generasi Piknik Indonesia yang dikelola oleh Tim Redaksi GenPI News Indonesia dengan jaringan yang ada di seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan