LOMBOK TENGAH — Tertarik dengan atraksi budaya? Ingin menikmatinya sambil ditemani keindahan pantai di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB)?
Jika iya, segera luangkan waktu bulan Februari mendatang. Ada Festival Pesona Bau Nyale. Festival ini akan digelar pada 20 Februari mendatang. Lokasinya ada di tiga pantai. Yakni Pantai Kuta, Pantai Seger dan Pantai Belanak.
Inilah salah satu atraksi wisata berbasis budaya unggulan di Nusa Tenggara Barat. Termasuk juga yang terbaik di tanah air. Maka jangan heran jika setiap tahunnya festival ini selalu dinanti masyarakat dan wisatawan.
“Festival Bau Nyale adalah event tahunan masyarakat Sasak di Kabupaten Lombok Tengah,” ujar Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Moh Faozal.
Sebagai acara tahunan masyarakat Sasak, Festival Bau Nyale punya nilai budaya yang tinggi. Atraksinya pun unik. Yakni dimana masyarakat dan wisatawan berburu sejenis cacing laut yang oleh masyarakat setempat disebut “Nyale”. Cacing tersebut hanya keluar satu tahun sekali dan muncul di sepanjang pesisir selatan Pulau Lombok.
“Dan Bau sendiri artinya berburu. Jadi masyarakat dan wisatawan disini berburu Nyale yang unik tersebut,” ujar Faozal.
Ia menjelaskan, Nyale akan muncul sekitar hari ke 19-20 bulan kesepuluh dan kesebelas awal tahun Penanggalan Sasak. Penentuan tanggal Bau Nyale tersebut juga setelah melalui kesepakatan para tokoh adat.
Lebih jauh Faozan menjelaskan, “Bau Nyale” juga memiliki story telling yang kuat. Yakni pesta rakyat itu digelar untuk mengenang legenda Putri Mandalika, putri raja Lombok yang konon berparas cantik jelita. Kecantikannya tersohor hingga negeri seberang, sehingga banyak yang ingin melamarnya.
Seperti Pangeran-Pangeran dari berbagai Kerajaan. Seperti Kerajaan Johor, Kerajaan Lipur, Kerajaan Pane, Kerajaan Kuripan, Kerajaan Daha, dan kerajaan Beru.
Putri Mandalika pun risau. Jika ia memilih satu diantara mereka, dikhawatirkan akan terjadi perpecahan dan pertempuran. Bahkan ada beberapa kerajaan yang memasang senggeger agar Putri Mandalika jatuh hati padanya.
Akhirnya Putri Mandalika membuat keputusan. Diundanglah seluruh pangeran serta rakyat mereka untuk bertemu di Pantai Kuta Lombok. Pada tanggal 20 Pantai Kuta Lombok pada tanggal 20 bulan ke 10 menurut perhitungan bulan Sasak tepatnya sebelum Subuh.
Undangan tersebut disambut oleh seluruh pangeran beserta rakyatnya sehingga tepat pada tanggal tersebut mereka berduyun-duyun menuju lokasi undangan.
Sesuai janjinya, Putri Mandalika datang dengan diusung oleh prajurit-prajurit yang menjaganya. Dia kemudian berhenti dan beridiri di sebuah batu dipinggir pantai.
Setelah mengatakan niatnya untuk menerima seluruh pangeran dan rakyat akhirnya Sang Putri pun meloncat ke dalam laut. Seluruh rakyat yang mencarinya tidak menemukannya. Setelah beberapa saat akhirnya datanglah sekumpulan Cacing berwarna-warni yang menurut masyarakat dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika.
“Dalam kegalauan itu, putri memutuskan untuk mengorbankan jiwa dan raganya demi rakyatnya. Putri Mandalika memilih menceburkan dirinya ke laut dan ditelan gelombang dahsyat. Pengorbanan itu dilakukan pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak,” ungkap Faozal.
Di setiap tanggal itu pula Cacing Nyale keluar dari pantai tersebut. Hingga kini, tiap tanggal itu, Nyale datang dan ditangkap warga. Menjadi rebutan di bibir pantai. Cacing itu oleh warga sebagian ditaburkan ke sawah dan sisanya diolah menjadi lauk pauk. Seperti pepes, sambal nyale hingga masakan bersantan.
“Kadang-kadang, warga percaya cacing nyale juga bisa dijadikan sebagai obat beberapa jenis penyakit,” tambahnya.
Dengan nilai budayanya yang kuat itu, Pemprov NTB kemudian mengemasnya menjadi satu atraksi. Sehingga membuat lebih banyak orang lagi tertarik datang ke Nusa Tenggara Barat.
Karena itu Festival Bau Nyale juga akan diisi dengan berbagai acara lainya. Seperti Presean, Bersih Pantai, Parade Budaya, Surfing, Voli Pantai, dan Lomba Swafoto menggunakan kamera handphone.
Selain itu juga bakal ada Kampung Kuliner, Pemilihan Putri Mandalika, Pagelaran Budaya, dan Hiburan lainnya.
“Kami ingin menjadikan event Bau Nyale bukan sekadar seremoni. Tetapi ini sebagai bentuk keseriusan provinsi dan kabupaten Lombok Tengah dalam melaksanakan kalender pariwisata untuk mendatangkan wisman. Terlebih Pantai Kuta dan lainnya sangat dikenal dengan keindahannya,” ujar Faozal.
Faozal memang tidak asal bicara. Pantai Kuta Lombok memiliki air Laut yang jernih, ditambah dengan hamparan pasir putih yang akan membuat siapapun yang datang terkesima.
Begitu jernihnya air laut, wisatawan bisa melihat pemandangan bawah laut hanya dari atas permukaan air. Di Pantai Kuta Lombok ini pula wisatawan bisa melihat Bukit Mandalika. Disini wisatawan juga bisa melakukan aktifitas di laut, seperti berenang, jet ski, banana boat dan menyelam.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi keseriusan Pemprov NTB dalam pengembangan dan penguatan pariwisata. Yang salah satunya ditunjukkan dengan mengemas “Bau Nyale” menjadi lebih atraktif. Sehingga wisatawan akan semakin tertarik datang ke NTB. Dan menikmati berbagai keindahan lainnya yang ada di NTB.
“Pemerintah sendiri sangat mendukung. Festival Bau Nyale telah dimasukkan ke dalam satu dari 100 calender of event pariwisata nasional,” ujar Menpar Arief Yahya.
Ia mengatakan, nilai budaya yang kuat dari “Bau Nyale” sudah menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan sangat besar. Sebab, rumusnya masih sama. Sampai saat ini, wisatawan khususnya mancanegara ketertarikan terhadap budaya adalah yang tertinggi. Mencapai 60 persen dibanding ketertarikan terhadap alam (nature) 35 persen dan kerajinan tangan (manmade) lima persen.
Dinas Pariwisata NTB dan Lombok Tengah dikatakan Menpar berhasil mengemas festival Bau Nyale ini menjadi pertunjukan yang inovatif dan memikat.
”Ini sangat kreatif. Setiap tahun kami melihat ada banyak perubahan yang terjadi. Kemasan acara semakin baik. Warga dan pemerintah sama-sama melestarikan budaya dengan baik seperti membangun infrastuktur yang bagus,” pungkas Menpar Arief Yahya.(*)