JAKARTA – Aksesibilitas pariwisata melalui udara semakin terbuka lebar. Kini giliran poros domestik Makassar dan Palembang yang terhubung langsung. Rute tersebut segera dirilis oleh Garuda Indonesia mulai Rabu (17/1) ini.
Pergerakan wisatawan di kedua kota tersebut dipastikan semakin mudah. Wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara tidak perlu transit di Jakarta kala terbang dari Makassar menuju Palembang atau sebaliknya. Dengan dibukanya rute baru tersebut, perjalanan kini jadi semakin nyaman juga efisien dan efektif.
“Pangsa pasar penerbangan domestik harus diperluas. Garuda lalu membuat langkah strategis dengan flight langsung Makassar-Palembang. Konektivitas ini untuk membantu pengembangan pariwisata di dua wilayah tersebut. Sebab, arus wisatawan di sana tinggi termasuk mancanegaranya,” kata Direktur Pemasaran dan Teknologi Informasi PT. Garuda Indonesia Nina Sulistyowati.
Kebijakan ini memang tepat. Sebab, Palembang terbukti menjadi magnet bagi wisatawan. Grafik peningkatan itu terlihat dari jumlah penumpang Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II). Sepanjang 2017, SMB II dipadati 4,7 juta penumpang. Jumlah itu pun naik 16,69% atau 666,9 ribu penumpang dari tahun 2016.
Serupa SMB II di Palembang, rapor positif juga dibukukan Makassar. Sepanjang 2017 jumlah penumpang Bandara Sultan Hasanuddin mencapai 12,3 juta. Angka itu naik 14% dari tahun 2016. Hal ini juga ditandai jumlah pergerakan pesawat sebanyak 113.759 unit. Jumlah flight ini juga mengalami kenaikan 13% dari musim 2016.
“Jumlah penumpang di Makassar dan Palembang di tahun 2017 tinggi. Kenaikan juga sangat signifikan. Tidak ada salahnya kalau ke dua poros ini di hubungkan. Untuk memberi kenyamanan, kami siapkan pesawat Bombardier CRJ-1000. Kapasitasnya 96 penumpang, cukup ideal untuk rute baru ini,” terang Nina.
Bagaimana dengan jadwal flight Makassar-Palembang? Garuda Indonesia sudah menyiapkan frekuensi penerbangan 4 kali sepekan. Wisatawan bisa memilih flight pada hari Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu.
Untuk tata waktunya, flight dari Makassar dilakukan pukul 17:55 WITA di hari tersebut. Mereka akan tiba di Palembang pukul 19:35 WIB. Sedangkan dari Palembang, dijadwalkan pukul 20:15 WIB. Dan mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin pukul 23:55 WITA.
“Sementara baru empat flight. Ini sambil kita dievaluasi. Untuk flight, dari Makassar dengan nomor GA274. Kalau dari palembang memakai GA275. Perjalanan agar lama karena ada selisih waktu 1 jam. Yang jelas rute ini peluang bagus bagi pariwisata,” jelasnya.
Ya, Palembang banyak memiliki destinasi yang eksotis. Kota ini bahkan menambah destinasi baru jelang Asian Games 2018. Destinasi ini adalah Tepian Sekanak Bersolek dan Kampung Mural Gundang Buncit. Keduanya sangat instagramable dengan warna warni yang khas. Destinasi ini melengkapi 11 spot lain, seperti Benteng Kuto Besak, Pulau Kemaro, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, juga Situs Purbakala Bukit Siguntang.
Makassar juga tidak kalah eksotis. Wisata pantai, sejarah, bahkan pegunungan ada. Semua terlihat dari Pantai Losari, Fort Rotterdam, Pulau Samalona, Pulau Kadingareng Keke, Benteng Somba Opu, sampai Kebun Teh Malino. “Destinasi di Palembang dan Makassar memang bagus. Rute Makassar-Palembang juga menjadi poros ekonomi. Rute ini juga
membuka lebar akses dari bagian timur dan barat Indonesia,” ujar Nina.
Saat ini, Makassar kerap digunakan sebagai transit penumpang menuju Papua. Nina menambahkan, penumpang dari Palembang pun bisa menikmati flight lanjutan ke bagian timur Indonesia. Beberapa destinasi pariwisata yang ditawarkan ada di wilayah Sorong, Ambon, Jayapura, Timika, Merauke, dan Biak.
“Penumpang dari Palembang semakin mudah kalau mau ke timur. Akses ke timur semakin banyak sekarang. Harapannya, selain Makassar, destinasi pariwisata di wilayah timur juga ikut berkembang. Apalagi, wilayah timur itu alamnya keren-keren,” katanya.
Lalu, bagaimana peran strategis Palembang? Palembang dengan Bandara SMB II-nya juga gate menuju beberapa destinasi penting di Sumatera. Sebut saja ada Bengkulu, Jambi, Lampung, Pangkal Pinang, dan Tanjung Pandan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik dibukanya akses baru tersebut. Apalagi, sejak 2016-2017 silam, jembatan udara masuk ke dalam program prioritas Kemenpar bersama go digital dan homestay desa wisata. (*)